Waskita posisi saat ini cukup berat untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader di industri konstruksi."
Jakarta (ANTARA News) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk membagikan dividen senilai Rp776,34 miliar atau 20 persen dari laba bersih yang diraih pada Tahun Buku 2017`

"Waskita posisi saat ini cukup berat untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader di industri konstruksi. Dari sisi penjualan, kami mencapai Rp45 triliun, yang lain di bawah Rp20 triliun," kata Direktur Utama PT Waskita Karya saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) M. Choliq di Jakarta, Jumat (06/4).

M. Choliq dalam RUPST posisinya digantikan oleh I Gusti Ngurah Putra, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero).

Dalam RUPST di Gedung Waskita, Jakarta, perseroan itu mencatatkan kinerja yang masih relatif baik dengan perolehan total nilai kontrak dalam pengerjaan Rp138,11 triliun, pendapatan usaha Rp45,21 triliun, dan laba bersih Rp4,20 triliun.

Pada tahun lalu, perusahaan dengan kode saham WSKT itu membukukan laba bersih senilai Rp3,88 triliun atau naik dibandingkan laba bersih 2016 sebesar Rp1,71 triliun.

Total aset yang dimiliki perseroan pada tahun 2017 senilai Rp97,90 triliun, total liabilitas Rp75,14 triliun, total ekuitas Rp22,75 triliun, dan nilai kontrak baru Rp55,83 triliun.

Baca juga: Waskita Realty bukukan laba bersih Rp127,42 miliar

Cadangan wajib yang dimiliki sebesar 11,44 persen atau senilai dengan Rp443,94 miliar. Sekitar Rp2,66 triliun atau sebesar 68,56 persen dari laba bersih menjadi saldo yang belum ditentukan penggunaannya.

RUPST juga memutuskan dana hasil "right issue" sebesar Rp5,29 triliun yang digunakan biaya penawaran umum sebesar Rp37,32 miliar, selebihnya untuk membiayai proyek jalan tol dan proyek transmisi 500kv Sumatra.

Dana hasil obligasi PUB II Tahap I sebesar Rp2 triliun digunakan untuk biaya penawaran umum sebesar Rp5,09 miliar dan selebihnya digunakan sebagai modal kerja (70 persen), sisanya 30 persen untuk investasi pada PT WTR dan PT WKR berupa setoran modal.

Selain itu, dana hasil obligasi PUB II Tahap II tercatat sebesar Rp900 miliar digunakan untuk biaya penawaran umum sebesar Rp1,58 miliar, dan selebihnya sebanyak 80 persen digunakan sebagai modal kerja, dan 20 persen untuk investasi dan pembiayaan proyek jalan tol.

Dana hasil obligasi PUB II Tahap III sebesar Rp1,65 triliun digunakan untuk pembiayaan penawaran umum sebesar Rp2 miliar, dan selebihnya digunakan sebagai modal kerja.

Dana hasil obligasi PUB III Tahap I sebesar Rp3 triliun digunakan untuk biaya penawaran umum sebesar Rp6,2 miliar, dan selebihnya sebanyak 80 persen digunakan sebagai modal kerja, 16 persen sebagai investasi dan pembiayaan proyek jalan tol, dan 4 persen untuk investasi dan pembiayaan proyek realty.

Rapat yang dipimpin oleh Komisaris Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Badrodin Haiti itu juga memutuskan perombakan susunan direksi, yakni Direktur Utama PT Waskita Karya dijabat oleh I Gusti Ngurah Putra, menggantikan M Choliq yang sudah menjabat sejak 2008.

Direktur Pengembangan dan Sumber Daya Manusia kini diisi oleh Hadjar Seti Adhi, sebelumnya Agus Sugiono.

Direktur Keuangan dan Strategi Tunggul Rajagukguk juga digantikan oleh Haris Gunawan, yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan PT Adhi Karya (Persero).

Direktur Operasi I dijabat oleh Didit Oemar Prihadi, Direktur Operasi II dijabat oleh Bambang Rianto, dan Direktur Operasi III dijabat oleh Fery Hendriyanto.

Pemegang saham juga memutuskan adanya posisi direksi baru, yakni Direktur Quality, Safety, Health and Environment (QSHE) yang dijabat oleh Wahyu Utama Putra.

Baca juga: Waskita Karya bukukan laba bersih Rp4,201 triliun

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018