Saya mulai sering tampil bareng Ki Ageng Ganjur sejak tahun 2000."
London (ANTARA News) - Penampilan kelompok musik Ki Ageng Ganjur mempromosikan Islam Nusantara di Eropa diawali dengan lagu "Wind of Change", yang dipopulerkan kelompok Scorpions, berkumandang di Ruang Nusantara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag, Kerajaan Belanda, Kamis malam (5/4).

Minister Counsellor Pensosbud KBRI Denhaag, Renata Siagian kepada ANTARA News, Sabtu, menyebutkan bahwa penampilan Ki Ageng Ganjur merupakan pertunjukan terakhir rangkaian tur Islam Nusantara Roadshow to Europe, yang digelar pada 30 Maret hingga 5 April 2018.

Tembang rock balada milik Scorpion, band kondang asal Jerman, itu terdengar unik lantaran terselip suara gamelan dan alat musik tradisional lainnya, seperti rebana dan seruling.

Seorang perempuan berjilbab, menyanyikan tembang itu dengan cengkok Jawa, menambah keunikan persembahan lagu yang menjadi tema tak resmi runtuhnya Tembok Berlin akhir musim panas 1989.

Popularitas "Wind of Change" menarik hadirin, yang memadati Ruang Nusantara untuk turut bernyanyi.

Ki Ageng Ganjur, kelompok musik akulturatif religius asal Yogyakarta, tampak mampu mengajak penontonnya menikmati suasana menyenangkan lewat lagu-lagu yang dimainkan selama hampir dua jam.

Sebelum pentas di KBRI Den Haag, kelompok itu telah sukses main di KBRI Brussels di Belgia, Universitas Amsterdam (UvA), Mesjid Al-Hikmah Den Haag dan Konsulat Jenderal RI di Hamburg, Jerman.

Tur Eropa Ki Ageng Ganjur diadakan kerjasama Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Belanda, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda, PPI Amsterdam, Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME), Masjid Al-Hikmah PS Indonesia Den Haag, dan Komunitas pengajian Tombo Ati didukung KBRI Den Haag.

Rois Syuriah PCI NU Belanda, Nur Hasyim Subadi, mengatakan kegiatan ini diadakan dalam rangka merealisasikan Piagam Den Haag yang ditandatangani Maret 2017.

Dikatakannya, salah satu butir Piagam Den Haag adalah mempromosikan Islam Nusantara di Eropa.

"Dengan ini, kami berharap bahwa Ki Ageng Ganjur mampu menunjukkan budaya Islam Indonesia, yang berbeda dengan budaya Islam yang dominan di media Eropa," ujarnya.

Pemimpin kelompok Ki Ageng Ganjur, Al-Zastrouw Ngatawi, mengatakan musik yang mereka ciptakan merupakan sarana dakwah Islam.

"Selain itu, lewat musik, para musisi melakukan dialog lintas iman dan lintas agama guna merawat keberagaman, toleransi dan moderasi sebagai nilai-nilai Islam Nusantara. Kami mengeksplorasi berbagai genre musik dan ragam agama untuk diekspresikan lewat musik," ujar Zastrouw.

Ki Ageng Ganjur dibentuk oleh Presiden RI periode 1999-2001 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1996.

Kelompok ini dibentuk dengan visi untuk mendorong kerukunan beragama dalam masyarakat dan menolak semua jenis radikalisme, simbolisme agama dan setiap kekerasan atas nama agama, ujarnya.

Ia mengemukakan, tujuan dibentuknya kelompok musik ini adalah untuk menumbuhkan ekspresi keagamaan secara damai, melawan arus pemikiran sempit dan radikal, serta mengembangkan seni dan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan agama.

Selain itu, menurut dia, kelompoknya dibentuk untuk mengembangkan seni alternatif sebagai sarana menyebarkan nilai-nilai Islam yang ramah, damai dan rahmatan lil alamin, serta mengembangkan tradisi lokal untuk memperkaya perkembangan seni Islam.

"Dalam berbagai penampilan, kami sering berkolaborasi dengan musisi top Indonesia seperti Slank, Iwan Fals, Fadly Padi dan lady rocker Indonesia, Mel Shandy," ujar panata musik Ki Ageng Ganjur, Mamiek S.

Selain musisi Indonesia, Ki Ageng Ganjur juga pernah berkolaborasi dengan musisi Barat, seperti Tony Blackman dari Amerika Serikat.

Dalam penampilannya di KBRI Den Haag, Ki Ageng Ganjur memainkan lebih dari 15 lagu, di antaranya "Sholawat Nahdliyah", "Tombo Ati", "Ilir-ilir, "Bianglala", "Yaa Badrotin", "Bento" dan "Imagine".

Sebelum maupun sesudah tembang, Al-Zastrouw menafsirkan lagu yang dibawakan grup musiknya.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda I Wesaka Puja turut memeriahkan acara dengan menyumbangkan dua lagu, yakni "Ayat-ayat Cinta"karya Melly Goewslaw dan lagu dangdut "Jatuh Bangun" karya Meggy Z.

Pada penampilan kali ini, Ki Ageng Ganjur juga menampilkan bintang tamu Mel Shandy dan Didik Sucahyo, mantan pemain bas band rock besar Indonesia di era 1990-an, Elpamas.

"Saya mulai sering tampil bareng Ki Ageng Ganjur sejak tahun 2000," kata Mel Shandy.

Pertunjukan di Belanda baginya merupakan sesuatu yang sangat spesial, seperti pertunjukan reuni.

"Di sini, saya ketemu Mas Didik Sucahyo dari Elpamas, yang dulu pernah manggung bareng di Indonesia dalam konser Tour Raksasa awal tahun 1990-an," ujarnya menambahkan.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018