Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta siswa-siswi SMA Taruna Nusantara untuk tidak takut menghadapi perubahan dengan cara menyiapkan diri menghadapinya dan belajar berusaha sekeras mungkin.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengarahan kepada siswa Taruna Nusantara Tahun 2018 di Istana Negara Jakarta, Senin, mengatakan sekarang ini terjadi perubahan global yang sangat cepat. 

"Ada advanced robotic, artificial inteligent, harus ngerti, sekarang pembayaran uang elektronik arahnya ke sana perubahan itu. Ingat juga ada revolusi industri 4.0 yang tadi sudah mulai masuk advance robotic, artificial inteligent," kata Presiden.

Ia mengutip riset McKenzie bahwa revolusi industri 4.0 dampaknya akan 3 ribu kali lipat dari revolusi pertama. 

"Hati-hati perubahan akan sangat cepat sekali. Yang bisa mengantisipasi dan bersiap diri menyambut ini siapa? Saudara-saudara yang akan memegang pimpinan baik di tingkat kabupaten, kota provinsi, nasional, manajerial perusahaan, itu saudara, bukan yang lain," kata Presiden di hadapan ratusan siswa-siswi SMA Taruna Nusantara.

Menurut Presiden, perubahan tidak perlu ditanggapi dengan rasa takut melainkan mempersiapkan diri dengan belajar, berusaha sekeras mungkin agar Indonesia bisa mengambil peluang dari revolusi ini. 

"Kalau enggak siap enggak bisa ambil peluang," katanya.

Contohnya kata dia, sekarang sudah mulai, misalnya di Changi Airport Singapura, SDM layanan kebersihan diganti dengan robot penyapu lantai.

Kemudian Pemerintah Dubai, tahun lalu telah mengumumkan 25 persen dari bangunan baru yang didirikan di negara itu 20 tahun ke depan akan memakai teknologi 3D printing guna mempercepat konstruksi dan lebih efisien, dan ternyata sangat menghemat biaya sampai sepertiganya. 

"Hati-hati menghadapi ini. Bangun rumah bisa sehari dan biaya lebih murah. Beberapa hotel juga bereksperimen jasa tertentu dilayani robot. Misalnya room service. Hati-hati. Ini perubahan global yang begitu sangat cepatnya. Dampaknya 3 ribu kali," katanya.

Oleh sebab itu sebagai generasi yang nantinya memimpin negara ini, kata Presiden, para siswa harus tahan banting, tahan uji, tidak cengeng, dan tidak manja apalagi malas.

"Lupakan itu. Kalau ingin jadi negara besar dan kuat ekonominya harus usaha keras, ikhtiar keras," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
 

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018