Jakarta (ANTARA News) - Indonesia diharapkan bersikap lebih aktif dalam menyuarakan isu kemerdekaan dan kemanusiaan Palestina di forum internasional, apalagi setelah kekerasan yang terjadi di Gaza baru-baru ini.

"Indonesia saya kira sudah berada di posisi terdepan dalam hal diplomatik. Penting untuk dilakukan, di forum multilateral lebih vokal dan tegas menyatakan dukungan terhadap hak warga Palestina," kata pengajar studi Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Shofwan Al Banna, saat diskusi "Bersama Menjaga Bumi Al Aqsa" yang diselenggarakan Aksi Cepat Tanggap di Jakarta, Senin.

"Indonesia tidak hanya menunggu bola dari negara lain baru bersikap. Indonesia harus jadi motor, dulu kan motornya," kata dia menambahkan.

Saat ini bantuan dari pemerintah Indonesia berupa hal teknis yaitu melalui jalur diplomasi multilateral. Kejadian kekerasan di Gaza akhir pekan lalu, menurut Shofwan, dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk mendorong isu tersebut di forum internasional seperti PBB.

"Kita punya komitmen menegakkan kemanusiaan sambil tetap menghormati sistem internasional, saat ini melalui PBB. PBB memang secara sistem memberi kekuatan besar kepada beberapa negara seperti Amerika Serikat. Indonesia bisa jadi motor supaya suara kemanusiaan ini lebih didengar".

Selain melalui PBB, isu Palestina juga dapat digerakkan melalui Organisasi Kerja sama Islam (OKI), namun, Shofwan mengingatkan, negara-negara di Timur Tengah memiliki problem domestik sehingga dukungan mereka terhadap Palestina tidak solid.

"Mereka jadi punya pertimbangan pragmatis untuk tidak menjadikan Palestina sebagai prioritas," kata dia.

Selain itu, isu mengenai hak Palestina lebih banyak dibahas di forum internasional seperti PBB sehingga solusi politik untuk menjawab masalah Palestina pun diharapkan dibicarakan dalam forum internasional tersebut.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018