Palembang (ANTARA News) - Sebanyak 136 SMA di Palembang dapat menggelar ujian nasional berbasis komputer (UNBK) meski menumpang di sekolah lain yang memilik sarana infrastruktur lebih baik.

Ketua Pelaksana UN 2018 Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Bonny Syafrian di Palembang, Senin, mengatakan hal tersebut diperbolehkan karena pelaksanaan UNBK pada prinsipnya tergantung kesiapan masing-masing sekolah.

"Tahun ini total SMA yang melaksanakan UNBK sebanyak 454 sekolah, dan tercatat ada sekitar 30 persen SMA yang belum bisa melaksanakan ujian secara mandiri atau menumpang di sekolah lain. Dengan kata lain, sebanyak 318 sekolah di antaranya sudah melaksanakan UNBK secara mandiri dan 136 sekolah sisanya masih menumpang di sekolah lain," kata dia.

Total peserta berjumlah 55.540 siswa yang UNBK atau berkisar 85 persen dan sisanya 9.700 mengikuti Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) sehingga jumlah peserta di Sumsel tercatat 65.240 siswa.

Ia menjelaskan bahwa pada tahun ini pelaksanaan UN masih menggunakan dua cara, yakni UNBK dan UNKP lantaran kendala infrastruktur.

Pemerintah tetap memberikan dua pilihan karena sejumlah sekolah dinilai belum mampu.

"Pada umumnya sekolah-sekolah yang mampu menggelar UNBK tak lepas dari dukungan orang tua siswa. Beberapa sekolah bahkan menggunakan sumbangan dari alumni untuk menyediakan komputer," kata dia.

UN yang digelar serentak di seluruh Indonesia juga dilaksanakan untuk peserta didik di Lapas Pakjo Palembang yang terdaftar sebagai peserta UN. Sebanyak 7 orang anak didik mengikuti UN di sekolah fillial mereka yakni SMAN 11 Palembang.

Sementara itu, SMAN Plus 17 Palembang menggelar UNBK yang terpantau berjalan lancar. Pengelola sekolah menggunakan empat ruang laboratorium yang dilengkapi 35 unit komputer di setiap ruang.

Sebagai antisipasi adanya pemadaman listrik, sekolah penyelenggara UNBK di Palembang menyiagakan unit genset.

Baca juga: 25 sekolah di Jateng belum bisa UNBK
 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018