Jakarta (ANTARA News) - Komentar miring terkait jaket denim yang dipakai Presiden Joko Widodo ketika berkeliling Sukabumi ditanggapi santai pembuatnya yang bernaung di bawah usaha rintisan, Never Too Lavish.

“Komentar miring itu banyak ya. Tapi, Pak Jokowi menekankan betul konsepnya harus indonesia dan mencerminkan keberagaman budaya, serta ada Merah-Putihnya. Jadi saya rasa komentar miring itu tidak pentinglah,” ujar Haudy, pendiri Never Too Lavish, kepada ANTARA News, saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Haudy mengaku bangga saat mendapat pesanan khusus dari Jokowi untuk membuat jaket yang akan dikenakan dia berkeliling Sukabumi memakai sepeda motor berkapasitas sedang dan beraliran chopper dengan kaca spion bergagang kecil dan lampu sein kecil juga.

Baca juga: Gibran Rakabuming emosi gara-gara komentar miring soal jaket ayahnya

Jaket denim itu dikerjakan selama 10 hari dengan teknik lukis langsung. Konsepnya adalah peta Indonesia sebagai jaket bermotor.

Setelah Jokowi setuju dengan konsep desain yang diajukan, maka kemudian jaket itu dilukis seniman Never Too Lavish bernama Bernhard Suryaningrat.

Jaket yang dibanderol dengan harga Rp4 juta itupun khusus didesain untuk Jokowi, meskipun banyak pesanan yang masuk setelah dipakai Jokowi.

“Banyak yang pesan, tapi kami hanya produksi satu itu untuk presiden. Kami sangat bangga dan itu sebagai capaian utama buat kami,” pungkas Haudy.

Melalui akun Instagramnya @nevertoolavish, Haudy bahkan mengunggah video yang menunjukkan proses produksi jaket yang menjadi salah satu karya kebanggaan anak bangsa itu.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018