Samarinda, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Bandara Temindung di Samarinda, Kalimantan Timur, akan ditutup pada 23 Mei 2018 karena dinilai tidak layak dioperasikan. Pasalnya, perumahan penduduk sudah mengepung dia dan dia kebanjiran jika hujan deras. Situasinya mirip dengan Bandara Internasional Polonia di tengah Medan.

"Setelah Temindung tutup, maka sebagai gantinya adalah langsung pada 24 Mei dioperasikan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto yang lokasinya di Sungai Siring, Samarinda Utara," ujar Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, di Samarinda, Senin.

Setelah Bandara APT Pranoto beroperasi, kata dia, maka masyarakat Samarinda dan sekitarnya memiliki tiga pilihan ketika ingin ke luar daerah, yakni melalui jalan darat,  Bandara Sepinggan di Balikpapan, atau Bandara APT Pranoto Samarinda.

Bandara APT Pranoto memiliki landasan pacu sepanjang 2.250 meter dan sudah siap didarati pesawat terbang komersial. Apalagi pada 29 Maret lalu telah didokumentasikan ke dalam publikasi informasi aeronotik atau buku publikasi yang berisi informasi navigasi penerbangan.

Buku ini berisi informasi navigasi diumumkan ke seluruh dunia selama kurun waktu 50 hari atau diperhitungkan hingga 24 Mei, sehingga pada saat publikasi itu diumumkan, maka Bandara APT Pranoto sudah bisa diterbangi atau dioperasionalisasikan.

Ia berharap kepada PT Angkasa Pura dan Dinas Perhubungan Kalimantan Timur bersama Kementerian Perhubungan mempersiapkan bandara sebaik mungkin.

"Dengan beroperasinya Bandara APT Pranoto Samarinda dan jalan tol, maka penambahan infrastruktur ini akan mampu menarik minat investor menanamkan modalnya, karena keluhan lama perjalanan antara Balikpapan ke Samarinda yang dulu sampai tiga jam, tidak akan lagi karena hanya sekitar satu jam lewat tol dan setengah jam lewat udara," ucap Faroek.

Pewarta: M Ghofar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018