Paris (ANTARA News) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengadakan kunjungan ke Google Arts Institute yang berada di jantung kota Paris dalam upaya menjalin kerjasama dalam memanfaatkan teknologi untuk pengembangan dan perlindungan warisan budaya.

"Saya ingin melihat bagaimana Google Art Institute menyimpan berbagai macam benda seni dari Indonesia kedalam aplikasi yang dimilikinya," ujar Puan Maharani kepada Antara London usai berkunjung ke Google Art Institute di Paris, Senin sore.

Atase Pendidikan KBRI Paris Surya Rosa Putra kepada Antara London, Selasa menyebutkan kunjungan Menko Puan adalah kunjungan menteri kedua setelah kunjungan Mendikbud Anies Baswedan pada tahun 2016 lalu.

Dikatakannya hal ini menggambarkan bahwa pemerintah sangat tertarik dengan tiga jenis kerjasama yang ditawarkan Google, yaitu memfasilitasi lebih banyak institusi budaya Indonesia yang bergabung dengan program Google Arts and Culture, melestarikan warisan budaya serta mendorong kreativitas pakar IT dan seniman melalui program residensi, demikian Surya Rosa Putra

Dalam kunjungan di Google Art Institute, Puan Maharani didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan Agama Kemenko PMK Prof Agus Sartono, Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi, Deputi Wakil Tetap RI untuk UNESCO Bambang Hari Wibisono, serta Atase Pendidikan KBRI Paris Surya Rosa Putra.

Selama di Google Arts & Culture, Menko Puan mendapat penjelasan berbagai konten yang ada dalam situs web dan aplikasi memungkinkan pengguna menjelajahi karya seni, artefak, dan lainnya dari lebih dari 1.500 museum, arsip, dan organisasi bermitra dengan Google Cultural Institute menghadirkan koleksi dan kisah mereka secara online.

Menko Puan Maharani juga banyak bertanya mengenai copy right dari berbagai photo benda-benda seni yang ada dalam aplikasi Google Art Institute menyangkut keamanan dari berbagai photo benda seni ditampilkan karena ada beberapa benda seni Indonesia seperti wayang dan lukisan serta Borobudur masuk dalam situs Google Institute.

Menurut Deputi Wakil Tetap RI untuk UNESCO Bambang Hari Wibisono yang ikut mendampingi Menko Puan Maharani mengatakan bahwa satu hal yang harus menjadi perhatian dengan dishare nya ke publik adalah masalah hak cipta. "Kita sering ketinggalan dalam hal ini, sehingga kecolongan karya-karya seni yang karena tidak memiliki sertifikat hak cipta, dengan mudah ditiru pihak lain," ujarnya.

Puan mengakui dengan banyaknya berbagai benda seni Indonesia masuk dalam Google Art Institute maka akan dapat menjangkau berbagai kalangan di dunia yang bisa mengakses berbagai gambar dan info.

Menko Puan berharap dapat meningkatkan kerjasama yang lebih luas tidak hanya dengan Kemendikbud juga instansi pemerintah lainnya seperti Kominfo dan Perpustakan dan juga Arsip Nasional.

Google Art Institute dirancang menjadi tempat untuk menjelajahi dan menikmati seni dan budaya secara online. Google Arts and Culture dibuat Google Cultural Institute diluncurkan tahun 2011, bertujuan untuk memperluas mengatur dan menyediakan informasi dunia sejalan dengan misi Google.

Di Indonesia Google Art Institute menjalin kerjasama dengan sembilan mitra kerja yang ada di Jakarta. Saat meninjau Google Arts Institute, Puan Maharani menyaksikan tayangan salah satu koleksi dari Wonders of Indonesia berupa wayang kuno yang terliat secara detail.

Dalam kunjungannya Menko Puan Maharani berbincang-bincang dengan Direktur Google Cultural Institut, Laurent Gaveau, serta Manager Kebijakan Google Cultural Institut, Claire Marie Foulquire Gazagnes.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018