Bandung (ANTARA News) - Jenazah Asep Ridwan Saefuloh alias Yasir (11 tahun), warga Kebongedang, Batununggal, Kota Bandung, Jabar, yang menjadi korban mutilasi dan sodomi, sekitar pukul 09.30 WIB Jumat, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Maleer, Kota Bandung. Hadir dalam prosesi pemakaman tersebut Kapolres Bandung Tengah, AKBP Mashudi, Lurah Kebon Gedang Hermana, kedua orangtua korban dan sejumlah kerabat serta teman-teman korban. Jenazah korban, yang tiba di rumah duka sekitar pukul 22.40 WIB, Kamis, dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, kemudian disemayamkan dan didoakan oleh sejumlah kerabat dan orangtua korban. Saat prosesi pemakanam, orang tua korban, Ny Nawangsih alias Awang sempat histeris dan berkali-kali pingsan saat jenazah anaknya dimasukkan ke liang lahat. Ketika histeris, ibu korban berteriak minta kepada polisi agar menghukum seberat-beratnya bahkan bila perlu menghukum mati pelaku yang telah membunuh anak kedua dari dua bersaudara itu. Dalam kesempatan itu, Kapolresta Bandung Tengah, AKBP Mashudi, akan melakukan koordinasi dengan aparat Polsek Metro Cakung, Jakarta Timur, untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan atas kematian warga Bandung itu. "Kami melakukan koordinasi untuk mengungkap kasus mutilasi dan sodomi yang diduga pelakunya berambut gondrong dan beranting. Kami juga akan menyebarkan sketsa wajah pelaku," katanya. Berdasakan keterangan saksi, kata Kapolresta, pelaku adalah seorang pemuda berambut gondrong dan beranting yang diduga salah seorang anggota kelompok geng anak jalanan yang ada di Kiaracondong, Bandung. Proses penyidikan, kata dia, tetap melakukan pendekatan asas praduga tak bersalah dengan mengedepankan olah TKP, memeriksa saksi, memeriksa orangtua korban dan memeriksa beberapa rekan korban. Sementara itu, Lurah Kebon Gedang, Hermana, mengatakan pihaknya merasa prihatin dengan kejadian ini. "Peristiwa ini merupakan yang pertama kali menimpa warga kami, untuk itu kami akan segera menyosialisasikan Perda tentang Perlindunganan Anak," katanya. Dengan sosialisasi Perda Perlindungan Anak itu, diharapkan kasus serupa dan kasus kekerasan lainnya terhadap anak tidak terulang kembali, dan para orangtua agar berhati-hati mengawasi anaknya ketika bermain di luar rumah, tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007