Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta meluncurkan "Gandeng Gendong" yaitu program pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dengan melibatkan lima elemen masyarakat mulai dari pemerintah daerah, kampus, korporasi, kampung dan komunitas.

"Program ini muncul karena kami mendapat sorotan bahwa angka kemiskinan di Kota Yogyakarta masih tinggi, termasuk ketimpangan kesejahteraan warga," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat meluncurkan program tersebut di Yogyakarta, Selasa.

Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil sikap untuk mengatasi permasalahan itu melalui program yang kemudian diberi nama Gandeng Gendong, ujarnya.

Menurut Heroe, tujuan utama dari program Gandeng Gendong adalah mengajak seluruh elemen masyarakat saling bergotong-royong membantu warga lain yang masih mengalami kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama warga miskin agar lebih sejahtera.

Saat ini, angka kemiskinan di Kota Yogyakarta sekitar 7,6 persen atau masih lebih rendah dibanding angka kemiskinan DIY sekitar 10 persen dan jauh di bawah angka kemiskinan nasional yaitu sekitar 12 persen.

Meskipun termasuk rendah, tetapi masih ada warga miskin yang membutuhkan bantuan, katanya.

Pemerintah Kota Yogyakarta, lanjut Heroe, kemudian berinisiatif mengajak berbagai elemen masyarakat yang memiliki potensi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar tidak lagi masuk sebagai warga miskin kota, seperti dari perguruan tinggi, perusahaan hingga warga di kampung-kampung.

Pemerintah Kota Yogyakarta selalu menyiapkan anggaran untuk pengentasan kemiskinan. Bahkan nilainya pasti meningkat dari tahun ke tahun. Misalnya tahun lalu ada sekitar Rp92 miliar dan tahun ini menjadi Rp110 miliar.

Namun, lanjut dia, upaya pengentasan kemiskinan akan lebih maksimal apabila didukung berbagai pihak seperti perusahaan dengan dana corporate social responsibility (CSR) atau dari perguruan tinggi dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang diikuti warga.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah perusahaan juga langsung menggelontorkan dana CSR yang nilainya cukup besar, yaitu BPD DIY sebesar Rp608 juta dan Bank Jogja senilai Rp150 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti di bidang fisik, pendidikan, sosial ekonomi dan pendidikan.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Edy Muhammad mengatakan, peluncuran program Gandeng Gendong menjadi titik awal sinkronisasi peran dari seluruh elemen masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat.

"Kami ingin menumbuhkan dan membangun kebersamaan serta kepedulian untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Program ini pun sudah ditetapkan melalui peraturan wali kota," kata Edy.

Salah satu bentuk program Gandeng Gendong yang akan segera diwujudkan adalah kerja sama antara hotel dengan pelaku usaha mikro kecil di sekitarnya.

Pelaku usaha mikro kecil dapat memamerkan produk mereka di hotel dan hotel pun bisa memesan makanan yang diproduksi oleh pelaku kuliner di wilayah tersebut.

"Tentunya bentuk kerja sama ini akan diatur lebih lanjut. Kami pun harus memastikan jika pelaku usaha mikro kecil di wilayah tersebut bisa memenuhi pesanan hotel dan produk yang dihasilkan memiliki kualitas baik," kata Kepala Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Lucy Irawati.
 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018