Tips dari kami mari kita hati-hati dengan tawaran yang ada di hp, gadget, karena bisa saja tawaran itu berisi malware yang merupakan aplikasi yang disampaikan kepada pemilik, pengguna yang dengan aplikasi ini semua data yang kita punya bisa disedot."
Jakarta (ANTARA News) - Wadir Tipideksus Bareskrim Polri, Kombes Pol Daniel Tahi Monang mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan modus email hijacking atau pembajakan rekening melalui email.

Rekening dibajak dengan satu perintah palsu lewat email yang seolah-olah dikirim pihak yang mempunyai otoritas untuk memberikan perintah kepada bank, akan tetapi hal itu sebenarnya dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Terakhir kasus yang kami bongkar adalah email hijacking dari bank luar, tetangga, ditransfer ke kita, sekarang ini ada data sekitar hampir ratusan juta dolar," ujar Daniel dalam diskusi "Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Kejahatan Skimming Perbankan," di Jakarta, Selasa.

"Rekening orang luar ditransfer ke Indonesia tapi tidak menutup kemungkinan juga email dalam negeri di transfer ke luar... Para pelaku sedang kami kejar ada warga negara asing. Saya pikir kita lebih waspada lebih hati-hati," sambung dia.

Menurut Daniel, pelaku modus kejahatan ini cukup canggih. Pasalnya mereka mempelajari kebiasaan pemilik rekening atau yang disebut profiling.

Pelaku mempelajari kebiasaan korban mulai dari cara mengucapkan salam hingga waktu saat korban biasa memberikan perintah untuk mentransfer uang.

Hal itu, menurut Daniel, bisa dipelajari lewat kebiasaan saat berbicara di telepon atau menerima tawaran via gadget yang dia sebut "pintu masuk hijacking yang sedang berkembang."

Meski terdengar klise, Daniel mengatakan bahwa kejahatan tersebut dapat terjadi juga karena keteledoran para pemilik rekening bank. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk selalu mengecek rekening karena pelaku seringkali mengincar rekening yang "membeku."

"Rekening tidak pernah dicek bertahun tahun ini rawan. Rata-rata kejahatan yang dilihat rata-rata transaksi yang membeku tidak pernah dicek setelah satu tahun 'kok uang di rekening saya hilang,' lihat sejarahnya tidak pernah dicek rekeningnya," kata Daniel.

"Tips dari kami mari kita hati-hati dengan tawaran yang ada di hp, gadget, karena bisa saja tawaran itu berisi malware yang merupakan aplikasi yang disampaikan kepada pemilik, pengguna yang dengan aplikasi ini semua data yang kita punya bisa disedot," tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018