Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar delapan poin menjadi Rp13.745 dibanding posisi sebelumnya Rp13.737 per dolar AS.

Kepala Riset Monex investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa dolar AS menguat menyusul ekspektasi pasar terhadap data inflasi Amerika Serikat meningkat.

"Dolar AS punya potensi melanjutkan penguatan jika data inflasi AS dirilis sesuai estimasi," kata Ariston Tjendra.

Ia menambahkan bahwa dolar AS juga masih ditopang sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed pada tahun ini. Masih terbukanya potensi kenaikan suku bunga akan membuat dolar AS terapresiasi.

Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan bahwa nilai tukar rupiah masih bergerak cenderung stabil seiring kemungkinan kembalinya investor asing ke pasar obligasi dan saham dalam negeri.

"Aksi investor asing itu setelah meredanya isu perang dagang pasca pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping di konfrensi Boao yang mendinginkan suasana," kata Ahmad Mikail.

Di sisi lain, lanjut dia, naiknya penawaran investor terhadap obligasi negara di pasar perdana sebesar Rp37 triliun dari sebelumnya Rp35 triliun juga akan dapat menjadi katalis positif bagi rupiah.

"Rupiah kemungkinan masih akan bergerak di rentang Rp13.730-Rp13.780 per dolar AS," katanya.

Baca juga: Rupiah menguat 22 poin ke Rp13.746 per dolar AS

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018