Timika (ANTARA News) - Tokoh masyarakat Suku Amungme, Yosep Yopi Kilangin, meminta Presiden Joko Widodo memberi perhatian khusus terhadap masalah yang terjadi di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Yopi Kilangin, di Timika, Rabu, mengatakan saat ini ribuan masyarakat Banti hidup dalam kondisi ketakutan yang luar biasa sejak berlangsung operasi penumpasan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB oleh aparat TNI dan Polri.

"Keadaan masyarakat di Banti Tembagapura itu sekarang sangat-sangat menderita. Mereka terjepit di tengah-tengah, takut yang sana (KKSB) tapi juga takut yang sini (aparat TNI-Polri). Kehadiran Presiden dalam kunjungan kerja ke Papua, termasuk di Timika, saya kira penting untuk melihat hal ini," ujar Yopi.

Mantan Ketua DPRD Mimika periode 2004-2009 itu mengatakan masyarakat Suku Amungme di Banti, Tembagapura, kini sangat rentan terhadap semua sangkaan.

"Kehadiran pasukan TNI di sana untuk mencari orang-orang yang dicap sebagai TPN-OPM atau KKSB. Tapi mereka sulit menentukan orang-orang itu karena berkulit hitam dan berambut keriting, sama seperti masyarakat yang ada di sana. Akibatnya, semua dibabat," ujar Yopi.

Yopi juga mempertanyakan tindakan aparat TNI yang menggeledah rumah-rumah warga Kampung Banti.

Putra almarhum Mozes Kilangin, tokoh pejuang Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Papua tahun 1969 itu berharap Presiden Jokowi mengevaluasi pola operasi yang dilakukan aparat TNI dan Polri di Banti, Tembagapura.

Selama persoalan tersebut dibiarkan, Yopi khawatir daerah Banti Tembagapura dan sekitarnya tetap akan menjadi ladang perang antara pasukan TNI-Polri dengan KKSB.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi beberapa waktu lalu mengatakan bisa saja warga sipil menjadi korban saat operasi penumpasan KKSB di wilayah Banti Tembapura, karena sengaja dijadikan tameng oleh KKSB.

Namun, agar korban dari berbagai pihak termasuk warga sipil bisa diminimalkan, maka TNI mengimbau KKSB segera turun gunung, menyerahkan senjata dan kembali bergabung dengan masyarakat lainnya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pihak TNI memperkirakan jumlah pengikut KKSB pimpinan Sabinus Waker di wilayah Tembagapura itu sekitar 200-300 orang, dan memiliki senjata api standar militer sekitar 40-50 pucuk.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018