Jakarta (ANTARA News) - Menu makanan orang Indonesia untuk pagi, siang dan malam biasanya tidak jauh berbeda: nasi. 

Salah satu menu sarapan terpopuler adalah nasi goreng yang mungkin dianggap terlalu berat untuk hidangan pagi.

Untuk alasan seperti itu, ada orang yang memilih menunda nasi hingga makan siang dan menyantap buah, sereal atau oat untuk mengenyangkan perut pada pagi hari. 

Pesohor seperti Hamish Daud, misalnya, lebih memilih sarapan oat dengan alasan kenyang lebih lama serta kandungan serat, protein, vitamin dan mineralnya lebih tinggi.

Baca juga: Raisa buatkan resep kejutan untuk sarapan Hamish Daud

Apakah nasi goreng, menu makan pagi yang lazim ditemui di Indonesia, juga bisa dikategorikan sebagai sarapan sehat?

Spesialis konsultan gizi Fiastuti Witjaksono mengatakan nasi goreng juga bisa jadi menu sarapan sehat selama memenuhi persyaratan.

"Sarapan sehat harus mengandung nutrisi lengkap," katanya di acara Quaker Oat Indonesia, Rabu (11/4).

Ada karbohidrat sebagai sumber tenaga, protein, vitamin, mineral dan serat agar tubuh bisa beraktivitas dan tetap bugar sehingga tidak terkena penyakit.

Nasi goreng tanpa tambahan apapun berarti hanya berisi karbohidrat dan protein, tentunya tidak cukup untuk kebutuhan tubuh. Agar jadi menu sarapan ideal, tambahkanlah sumber nutrisi lain seperti sayuran, lalu jangan lupa menyantap buah untuk mendapatkan vitamin.

Baca juga: Melahap nasi goreng gulai Dabba dengan sentuhan Indonesia

Fiastuti mengemukakan syarat-syarat sarapan sehati, di antaranya adalah kaya serat dan protein.

Serat berfungsi sebagai pengontrol gula darah agar tetap stabil, dan membantu tubuh merasa kenyang lebih lama sehingga meningkatkan kesehatan pencernaan.

Protein berperan sebagai sumber energi dan membangun serta memperbaiki jaringan tubuh.

Serat dan protein dibutuhkan oleh otak sebagai sumber glukosa untuk energi di pagi hari. Tanpa sarapan, otak bisa kesulitan bekerja sehingga aktivitas pun terhambat. Mereka yang tidak sarapan juga akan mengalami sakit kepala akibat
gula darah rendah.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018