Jakarta (ANTARA News) - Film Jelita Sejuba berupaya memperkenalkan keindahan Indonesia terutama Natuna yang merupakan salah satu pulau perbatasan kepada masyarakat.

"Lewat film ini saya mempunyai misi untuk mengenalkan Natuna kepada masyarakat," kata Produser Film Jelita Sejuba, Marlia Nurdiyani dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Natuna adalah salah satu pulau perbatasan yang mempunyai peran yang harus didukung sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan NKRI.

"Selain itu, Natuna dikenal sebagai pulau yang mempunyai Sumber Daya Alam yang potensial," ucapnya.

Natuna, lanjutnya, sebagai gugus kepulauan terdepan paling utara Indonesia, menjadi perbatasan yang strategis dengan Cina, Vietnam, Thailand dan Malaysia.

"Sayangnya Natuna belum dikenal oleh masyarakat secara luas. Padahal, mengenal batas-batas NKRI adalah salah satu cara penting untuk menjaga keutuhannya," tambah Lia.

Dalam film Jelita Sejuba, lanjutnya, Natuna bukan sekadar lokasi tempat kisah perjuangan cinta antara seorang perempuan Natuna bernama Sharifah yang diperankan Putri Marino dengan seorang prajurit Angkatan Darat bernama Jaka yang diperankan Wafda Saifan Lubis.

Namun, lebih jauh lagi Natuna merupakan simbol keteguhan hati dalam membela NKRI. Sama seperti Sharifah menerima risiko menikahi tentara, Natuna menjadi bagian dari NKRI bersama daerah-daerah lainnya.

Berbagai tanggapan positif diberikan beberapa tokoh terhadap film yang sudah tayang selama sepekan di bioskop tersebut, seperti dari Shinta Nuriyah Wahid yang turut menyaksikan film ini.

Menurut istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur itu, film yang mengungkap kisah kehidupan istri prajurit TNI yang punya tantangan sendiri dalam berperan mendukung tugas suami sebagai penjaga kedaulatan negara.

"Film ini menunjukkan betapa kecintaan terhadap bangsa ini membuat setiap orang ikhlas berkorban dan berkontribusi untuk Indonesia dengan cara-cara yang paling bisa mereka lakukan," tutur Shinta.

Kecintaan terhadap negeri, lanjut Shinta, ditunjukkan Sharifah dalam keikhlasannya melepas sang suami dalam berbagai penugasan. Sementara melalui sosok Jaka, rasa cinta tanah air mewujud dalam darma baktinya kepada bangsa.

Penulis Naskah Jujur Prananto mengatakan melalui kisah perjuangan Sharifah dan Jaka, ia ingin mengajak penonton lebih mencintai tanah air dengan merasakan betapa kekuatan dan perjuangan cinta itu nyata adanya.

"Semua tampak dalam beragam corak yang ditampilkan dalam film, baik corak budaya Melayu Kepulauan Riau dengan pemandangannya yang indah, ataupun corak loreng budaya militer TNI dimana setiap prajurit beserta keluarganya dilatih sejak dini mempunyai jiwa patriotik, dengan mendahulukan tugas negara diatas kepentingan segalanya," papar Jujur yang juga menulis skenario "Petualangan Sherina", "Ada Apa Dengan Cinta?", "Aisyah", "Boven Digoel" dan lain-lain.

Film Jelita Sejuba dibuka dengan adegan saat Sharifah baru lulus SMA. Ia bersama temannya membantu orang tuanya menjaga warung "Jelita Sejuba" yang didirikan sehubungan dengan diadakannya latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat Tentara Nasional Indonesia (PPRC TNI) di Ranai, Natuna.

Di situ Sharifah berkenalan dengan Letnan Satu Jaka, anggota infanteri dari Batam yang ditugaskan mengikuti Latihan Gabungan di Natuna.

Dunia Sharifah seakan tertarik ke sebuah dunia baru yang membuka mata dan hati dirinya dan juga teman serta keluarganya. Meski latihan gabungan hanya sebulan, namun beberapa kali pertemuan di antara mereka diam-diam telah menumbuhkan perasaan khusus dalam diri masing-masing.

Bagi Sharifah, Jaka seperti jatuh dari Surga untuk dirinya. Sosok Jaka yang tegap seakan mencerminkan hati Jaka yang jujur dan tulus.

Namun, ayah dan adik Sharifah tidak langsung melihat apa yang dilihatnya. Bagi mereka Jaka adalah sosok yang jauh dari gapaian Sharifah. Sejuba bukanlah rumah bagi seorang tentara yang harus selalu siap ditugaskan ke mana saja.

Kisah Sharifah dan Jaka memang tidak terlalu berliku, takdir seakan dengan mudah mempersatukan mereka. Jaka dipindah-tempatkan ke Kompi-C di Ranai, Natuna.

Tanpa pacaran bertele-tele, Jaka segera melamar Sharifah dan mereka pun menikah. Namun, kisah cinta bukanlah melulu mengenai pertemuan. Menjalani kehidupan cinta dalam bentuk rumah tangga, apalagi rumah tangga keluarga tentara, mempunyai dinamika tersendiri.

Sharifah harus belajar menggenggam rindunya setiap kali Jaka ditugaskan. Seperti pesisir Sejuba yang dihiasi batu-batu cantik dan besar menantikan mentari esok, Sharifah akan terus menanti kepulangan belahan hatinya.

Film Jelita Sejuba dibintangi oleh Putri Marino, Wafda Saifan Lubis, Aldi Maldini, Yayu Unru, Nena Rosier, Abigail, dan Mutiara Sofyan.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018