Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 15 poin menjadi Rp13.752 dibanding posisi sebelumnya Rp13.767 per dolar AS.

Ketegangan geopolitik di Suriah yang sedikit mereda membuat sentimen terhadap aset mata uang berisiko kembali diminati, kata analis dari Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan adanya penilaian Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik juga mulai direspon positif pelaku pasar sehinggga mata uang rupiah terapresiasi terhadap dolar AS. Apalagi, Indonesia juga didukung sektor investasi dan konsumsi yang baik.

Selain itu, kata dia, apresiasi rupiah juga dipicu sentimen positif dari lembaga pemeringkat Moody`s Investor Service (Moody`s) yang meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) menjadi Baa2 dengan outlook stabil.

"Akumulasi sentimen positif itu membuat mata uanng rupiah menguat terhadap dolar AS," katanya.

Namun, ia mengatakan, salah satu faktor yang dapat membatasi apresiasi rupiah, yakni pernyataan The Fed yang bernada hawkish terhadap suku bunga acuannya.

Ekonom dari Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail menambahkan rupiah menguat seiring kemungkinan investor asing yang kembali masuk ke pasar obligasi dan saham di dalam negeri.

"Rupiah kemungkinan bergerak di rentang Rp13.730-Rp13.780 per dolar AS," katanya.

Baca juga: Rupiah melemah jadi Rp13.756 per dolar AS

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018