Saya bukan ulama, tapi umara."
Jakarta (ANTARA News) - Walikota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini, yang berada di Islamabad, Pakistan, untuk mengikuti pertemuan internasional, berbagi pengalaman dalam memimpin kotanya dengan para Warga Negara Indonesia yang berada di Pakistan dalam acara bertema "Dialog WNI dengan Kartini Zaman Now".

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad dalam keterangaannya yang diterima ANTARA News di Jakarta, Jumat, menyebutkan Ibu Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, berada di Islamabad bertepatan dengan kegiatan KBRI memperingati Hari Kartini 2018 pada Kamis (12/4), yang dipusatkan di Aula Budaya Nusantara.

Di hadapan Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri dan sekira 120 WNI, Risma mengatakan, menjadi seorang pemimpin harus ikhlas dan setiap langkahnya selalu didasari oleh tiga rangkaian prinsip tindakan, yaitu bekerja, berkata dan berdoa.

Dubes Iwan selaku pemandu bincang-bincang itu menyampaikan bahwa prestasi Risma dalam memimpin Surabaya telah diakui dunia. Kesediaan Risma untuk berbagi pengalaman sebagai seorang pemimpin perempuan akan menginspirasi masyarakat, khususnya kalangan muda untuk hidup memberi manfaat bagi masyarakat.

Risma membuka pengalamannya dalam memimpin Surabaya dengan satu tujuan utama, yaitu untuk menyejahterakan masyarakat.

"Beranjak dari tujuan itu, seluruh kebijakan dan perangkat administrasi pelaksananya, seperti komitmen aparat pemerintah dan sistem pendukungnya didedikasikan pada tujuan itu," kata pejabat karir Kotamadya Surabaya itu.

Baca juga: Risma ajak perempuan Indonesia terus berprestasi

Menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa Indonesia di Pakistan mengenai kiatnya berhasil membangun kota terbesar kedua di Indonesia, setelah DKI Jakarta, Wali Kota yang terkenal dengan kebiasaannya turun langsung ke lapangan itu menegaskan bahwa pendidikan, pengetahuan, budi pekerti, menjadi faktor utama kunci pemberdayaan masyarakat.

"Saya bukan ulama, tapi umara. Saya takut kalau nanti ditanya malaikat di Padang Makhsar: 'Risma kenapa masih ada rakyatmu yang susah dan kelaparan?' Maka, saya terus bekerja dan berusaha agar rakyat Surabaya sejahtera," ujarnya.

Oleh karena itu pula, ia menegaskan, Pemerintah Kota Surabaya memberikan biaya pendidikan gratis untuk siswa pada jenjang pendidikan dasar sampai tingkat menengah.

Dalam upaya mendorong kemajuan kaum perempuan, Wali Kota Surabaya membuat program yang membuka kesempatan bekerja, kegiatan perlindungan dan pemberdayaan para penghuni kawasan Dolly untuk hidup mandiri. Dolly sebelumnya selama puluhan tahun dikenal sebagai kawasan prostitusi.

Risma dalam kesempatan bertemu WNI di Pakistan itu disebut menampilkan jati diri seorang Kartini modern, tidak menafikan kodratnya sebagai perempuan, terus belajar dan berkarya bagi masyarakat serta mengharumkan kaum perempuan Indonesia di komunitas Internasional.

Baca juga: Risma beberkan rahasia majukan kota

 

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018