Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara di Jakarta, Sabtu, mengatakan forum perlu digelar mengacu pada ASEAN dan PATA dalam manajemen krisis kepariwisataan.
"Ini penting untuk mengantisipasi krisis dan memitigasi dampaknya terhadap kepariwisataan sehingga diperlukan sinergi para stakeholder pariwisata, dengan unsur ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media), sehingga bisa memulihkan kondisi pasca krisis dengan cepat," katanya.
Kemenpar menggelar Forkom Krispar dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang konsep dasar manajemen krisis kepariwisataan, strategi komunikasi krisis, dan mitigasi dampak krisis kepariwisataan.
Untuk kepentingan itu juga diharapkan bisa tersusun "Grand Design Manajemen Krisis Kepariwisataan" di Indonesia.
Ukus berharap melalui Forkom perdana ini dapat diperoleh masukan dari para pakar dan praktisi guna pengayaan penyusunan Grand Design Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK).
"Crisis Center Kemenpar telah menggunakan standar internasional untuk menangani krisis, sehingga semua isu negatif bisa di-counter secara cepat untuk mencegah persepsi lain. Dan itu sudah diterapkan ketika peristiwa Bom Thamrin; erupsi Gunung Raung, Gunung Barujari, dan yang terakhir Gunung Agung,” ungkap Ukus Kuswara.
Menurut dia, forum komunikasi ini sangat penting dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dari pihak-pihak yang berwenang dalam penanganan krisis pariwisata.
"Dengan begitu dapat tercipta Grand Design Manajemen Krisis Pariwisata yang kuat dan nantinya akan lebih mudah memetakan siapa melakukan apa dan bagaimana," katanya.
Indonesia berada di wilayah "ring of fire", mempunyai 127 gunung berapi yang merupakan 13 persen dari total gunung api di dunia. Sebanyak 77 di antaranya adalah tipe A yang artinya memiliki potensi untuk meletus.
Jika tidak dikelola dengan baik, pemberitaan erupsi gunung berapi dan bentuk bencana lainnya akan berdampak pada pariwisata. Unsur "aman" sebagai salah satu unsur Sapta Pesona merupakan faktor utama dalam sektor pariwisata, katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
