Semuanya masih terbuka. Itu berarti bahwa langkah diplomatik, ekonomi dan politik akan dibahas lebih dulu."
Den Haag (ANTARA News) - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte setelah pertemuan dengan Dewan Menteri pada Jumat (13/4) menegaskan bahwa Belanda takkan ikut dalam aksi militer di Suriah.

Ketika ditanya pers, apakah Belanda siap untuk ikut dalam serangan militer di Suriah, Rutte menjawab, "Tidak, bukan itu masalahnya saat ini."

Pemerinta Belanda memahaminya, "asalkan tindakan tersebut proporsional". Tapi, "saat ini tak ada alasan bahwa Belanda akan ikut secara militer", kata Rutte.

Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld mengeluarkan pernyataan serupa pada Kamis (12/4) di Washington, Amerika Serikat (AS), tempat perempuan menteri itu telah mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari AS James Mattis.

Baca juga: PM Inggris Theresa May perintahkan tembak rudal ke Suriah

Belanda akan mengerti jika AS melakukan aksi militer proporsional di Suriah, jika "langkah diplomatik, ekonomi dan politik tidak cukup", kata Bijleveld kepada stasiun televisi Belanda, Nieuwsuur, yang dikutip kantor berita Xinhua China.

"Semuanya masih terbuka. Itu berarti bahwa langkah diplomatik, ekonomi dan politik akan dibahas lebih dulu," katanya.

Baca juga: Prancis perintahkan aksi militer di Suriah bersama Amerika Serikat dan Inggris

Ia, sebagaiman dikutip oleh harian Belanda, De Telegraaf, juga mengatakan bahwa Washington tidak meminta bantuan militer Belanda.

Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan serangan ke Suriah, meskipun Suriah telah membantah tuduhan bahwa militernya menggunakan senjata kimia dalam serangan ke Douma di pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Baca juga: Trump perintahkan militer AS serang Suriah

Seorang utusan Rusia pada Jumat mengatakan serangan terhadap satu negara berdaulat akan menjadi pelanggaran terhadap hukum internasional dan bertolak-belakang dengan Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan "tak bisa dibiarkan terjadi".

"Harus ada pertanggung-jawaban bagi campur-tangan semacam itu, yang direncanakan," kata Duta Besar Rusia di PBB Vassily Nebenzia dalam pertemuan Dewan Keamanan mengenai Suriah.

Nebenzia, yang sepakat dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa Timur Tengah saat ini adalah wilayah yang cedera, mengatakan luka terbesarnya berada di Suriah, tempat situasi "sarat dengan dampak global".

Baca juga: Rusia diperkirakan akan minta pertemuan PBB terkait serangan AS ke Suriah

Pewarta: -
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018