Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menggelar Pameran Jogja Istimewa yang menampilkan berbagai kerajinan unggulan khas Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Pengembangan potensi IKM, khususnya untuk sektor kerajinan menjadi salah satu program prioritas yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian," kata Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa.

Pameran yang digelar di Plasa Pameran Kemenperin, Jakarta, tersebut berlangsung selama 17-20 April 2017 pada pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB setiap harinya.

Terdapat 50 IKM binaan Dekranasda D I Yogyakarta yang menampilkan produknya di pameran yang rutin digelar setiap tahun ini, di antaranya adalah IKM batik, lurik, perak, kayu, rajut, kulit, fesyen, serta makanan olahan. 

Berbagai kerajinan dan produk khas kota gudeg, di antaranya kain hingga pakaian batik, lurik, kerajinan perak, kayu, bros, mozaik kaca, sarung bantal batik, makanan olahan hingga mainan edukatif dapat ditemukan di sini.

Gati menyampaikan, pengembangan IKM Yogyakarta telah dilakukan melalui serangkaian program, dalam rangka mengatasi permasalahan yang dihadapi yaitu, sumber daya manusia dan teknologi

"Untuk itu kami siap memfasilitasi pameran sebagai ajang promosi bagi para pengrajin di Yogyakarta agar masyarakat Indonesia semakin mengenal produk-produk unggulan kreasi Yogyakarta," tuturnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY tentang menunjukkan pertumbuhan positif produksi Industri Mikro Kecil pada angka 17,28 persen untuk triwulan IV tahun 2017 jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan pertumbuhan produksi di Yogyakarta ini jauh melampaui angka pertumbuhan di tingkat nasional, yang tumbuh sebesar 4,59 persen.

Data lainnya dari BPS Provinsi DIY menunjukan perkembangan ekspor pakaian jadi menjadi komoditas dengan nilai ekspor tertinggi pada Februari 2018 dengan angka 35,78 persen. 

Nilai ekspor terbesar selanjutnya disusul oleh produk perabot rumah tangga dan barang-barang rajutan dengan nilai ekspor di angka 14,43 persen dan 11,58 persen.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomer 6 Tahun 2015 tentang Ekonomi Kreatif, komitmen pemerintah untuk membangun ekonomi kreatif tertuju pada tumbuhnya industri-industri kreatif yang mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. 

"Kita juga menyadari bahwa kerajinan Indonesia memiliki pasar yang terus meningkat, sehingga dapat dikatakan bahwa para penggiat IKM Kerajinan menjadi salah satu tombak ekonomi kerakyatan yang tahan terhadap
krisis ekonomi global," kata Gati.
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018