Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia akan membangun laboratorium pemantauan nuklir pertama Asia Tenggara untuk memungkinkan para pakar memeriksa keamanan program-program enerji atom di kawasan itu, kata satu berita suratkabar, Minggu. Fasilitas senilai 26 juta dolar AS akan ddbangun di negara bagian Pahang dan akan beroperasi dalam waktu tiga tahun ke depan, kata suratkabar The Suinday Star. Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Jamaludin Jarjis mengatakan laboratorium itu merupakan pertama di Asia Tenggara. Malaysia memiliki 66 pakar dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan nuklir dan banyak dari mereka terlibat pekerjaan dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), katanya. Jamaludin mengatakan pemerintah setuju untuk melaksanakan proyek itu menyusul rekomendasi-rekomendasi pengawas nuklir PBB itu karean tidak ada satupun negara-negara yang berkembang di kawasan itu memiliki fasilitas seperti itu. Ia mengatakan di antara fungsi-fungsi laboratorium itu adalah untuk menjamin bahwa kawasan itu bebas dari senjata-senjata nuklir dan membantu melayani negara-negara yang memerlukan pemeriksaan apakah fasilitas-fasilitas bertenaga nuklir mereka aman. Langkah itu menyusul rencana Indonesia, Vietnam dan Thailand untuk mengembangkan program-program tenaga atom dan karena itu perlu memiliki satu laboratorum pemantauan, katanya. Jalamludin mengatakan ketua IAEA Mohamed ElBaradei akan mengunjungi Malaysia 17 Juli, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007