Jakarta (ANTARA News) - Program Studi Farmasi di Universitas Syiah Kuala dan Manajemen di Universitas Negeri Jakarta menjadi program studi yang tingkat keketatan persaingannya paling tinggi pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018.

"Untuk kelompok sain dan teknologi, farmasi pada Universitas Syiah Kuala menjadi yang paling tinggi keketatan persaingannya dengan persentase 0,931 dan untuk kelompok soshum (sosial dan hukum), yakni manajemen Universitas Negeri Jakarta dengan persentase 0,402," kata Ketua Panitia Pusat SNMPTN 2018 Ravik Karsidi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Untuk kelompok saintek, prodi lainnya yang termasuk 10 besar yang kompetisinya ketat adalah pendidikan teknik informatika pada Universitas Negeri Yogyakarta, teknik informatika Universitas Padjajaran, aktuaria pada Universitas Indonesia, ilmu gizi pada Universitas Jenderal Soedirman, farmasi Universitas Sebelas Maret, teknik informatika Universitas Hasanuddin, farmasi Universitas Diponegoro, psikologi Universitas Sebelas Maret, dan teknik informatika Universitas Negeri Semarang.

Selanjutnya, untuk kategori soshum yang termasuk 10 besar paling ketat lainnya adalah ilmu komunikasi pada Universitas Negeri Jakarta, manajemen  Univesitas Negeri Yogyakarta, akuntansi Universitas Negeri Jakarta, akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta, pendidikan bahasa Inggris pada Universitas Negeri Jakarta, manajemen Universitas Sebelas Maret, manajemen Universitas Gadjah Mada, sastra Inggris Universitas Negeri Jakarta, dan pariwisata pada Universitas Gadjah Mada.

Sebanyak 110.946 siswa dinyatakan lulus SNMPTN di 85 kampus negeri. Jumlah ini merupakan hasil seleksi oleh panitia pusat dari jumlah pendaftar 586.155 siswa.

Pengumuman SNMPTN bisa diakses hari in mulai pukul 17.00 WIB melalui laman pengumuman.snmptn.ac.id

Baca juga: 110.946 siswa lulus SNMPTN 2018

Peserta cukup memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir kemudian menekan tombol "lihat hasil seleksi".

Jumlah siswa yang diterima per provinsi yang diterima adalah Jawa Timur (14.518), Jawa Barat (11.519), Jawa Tengah (9.204), Sumatera Utara (8.079), Aceh (5.282), Sulawesi Selatan (5.168), Sumatera Barat (4.545), DKI Jakarta (4.025), Sulawesi Tenggara (3.734), dan Riau.

Sementara 10 besar siswa yang diterima per PTN adalah Universitas Brawijaya (3.341), Universitas Haluoleo (3.046), Universitas Diponegoro (2.929), Universitas Pendidikan Indonesia (2.563), Universitas Negeri Padang (2.476), Universitas Hasanuddin (2.466), Universitas Tadulako (2.374), Institut Teknologi Bandung (2.359), Universitas Negeri Malang (2.356), dan Universitas Jember (2.325).

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad mengatakan pemerintah mengalokasikan kuota 30 persen untuk seleksi masuk menggunakan jalur rapor dan prestasi ini.

"Kami mengalokasikan sekitar 30 persen untuk jalur SNMPTN ini. Kalau kita lihat, jumlah mahasiswa baru setiap tahunnya sekitar 1,3 hingga 1,4 juta mahasiswa," kata Intan.

Intan menambahkan farmasi banyak dipilih siswa karena melihat tren kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin membaik.

"Kalau kita lihat untuk farmasi di Universitas Syiah Kuala itu, dari 100 yang melamar tidak sampai satu yang diterima. Persaingannya ketat sekali," ucap Intan.

Pewarta: Indriani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018