Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp13.779 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.770 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa mebaiknya tingkat imbal hasil obligasi Amerika Serikat menjadi salah satu faktor pendorong mata uang dolar AS mengalami apresiasi terhadap mata uang global termasuk rupiah.

"Dolar AS menguat terhadap mata uang global, didukung oleh imbal hasil obligasi AS jangka panjang yang lebih tinggi," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, masih adanya kekhawatiran pasar terhadap kebijakan perdagangan dan ekonomi Presiden AS Donald Trump, serta sikap geopolitik di Timur Tengah menahan apresiasi dolar AS lebih tinggi.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menambahkan nilai tukar rupiah masih terjaga seiring dengan naiknya peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Moody`s Investor Service (Moody`s).

"Sentimen Moody`s itu dapat membuat aset-aset investasi di dalam negeri mejadi lebih menarik," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (19/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.778 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.770 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018