Teheran (ANTARA News) - Iran menangkap seorang pejabat senior, Kamis (19/4), setelah sebuah video diunggah di dunia maya yang menunjukkan para pemuda pemudi menari di tempat umum di kota suci Mashhad, timur laut negara itu, kata pengadilan.

"Kepala Kementerian Kebudayaan dan bimbingan Islam di Masyhad ditahan karena merusak kesusilaan publik dan tidak menghormati undang-undang," ujar kantor berita Mizan Online yang mengutip seorang wakil jaksa.

Diketahui, hukum Islam di Iran melarang melakukan tarian di tempat umumm.

Video yang disebarkan di jejaring sosial itu menunjukkan para pemuda dan pemudi menari di sebuah pusat perbelanjaan, tempat seorang penyanyi tampil untuk sebuah kerumunan besar orang, Selasa.

Mohsen Afshar, juru bicara pusat perbelanjaan, mengatakan kepada kantor berita ISNA bahwa undian bulanan sedang diselenggarakan dan hadiah berupa mobil diberikan kepada pemenang yang beruntung untuk menarik para pelanggan.

Menurut Afshar sang penyanyi memiliki izin resmi untuk tampil di hadapan publik.

Pertunjukan itu menarik 10.000-12.000 orang, tambahnya.

"Termasuk beberapa individu yang perilakunya bertentangan dengan norma-norma republik Islam," ungkapnya.

Namun, Heydari mengatakan kepada kantor berita Tasnim bahwa pusat perbelanjaan tersebut tidak berwenang untuk menyelenggarakan acara semacam itu.

Mashhad adalah sebuah kota suci dan konservatif, tempat sejumlah konser dilarang oleh pemimpin sholat Jumat, Ayatollah Ahmad Allamolhoda, pada 2016 yang juga mengatakan kepada pecinta musik untuk pergi ke tempat lain.

Penangkapan pada Kamis terjadi beberapa hari setelah walikota reformis Tehran Mohammad Ali Najafi mengundurkan diri setelah klaim yang menyatakan dia diancam dengan penangkapan.

Najafi mendapat kecaman dari kelompok garis keras bulan lalu setelah menghadiri sebuah acara di City Hall untuk Hari Wanita Iran di mana para siswi melakukan tarian tradisional, demikian dilansir Kantor Berita AFP.
 

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018