New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena imbal hasil atau "yield" obligasi 10-tahun AS naik menuju tingkat psikologis penting tiga persen.

Imbal hasil obligasi 10-tahun pada Senin (23/4) mencapai tertinggi dalam lebih dari empat tahun di 2,998 persen, didorong oleh kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan utang pemerintah dan akselerasi inflasi seiring naiknya harga-harga minyak dan komoditas.

Para analis mengatakan tingginya suku bunga memunculkan spekulasi tambahan bahwa Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan sebelumnya.

Di sisi ekonomi, total penjualan "existing-home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales) di AS naik 1,1 persen dari 5,54 juta unit pada Februari ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 5,60 juta unit pada Maret, mengalahkan konsensus pasar, National Association of Realtors melaporkan pada Senin (23/4).

Sementara itu, Indeks Output PMI Komposit AS dari IHS Markit yang disesuaikan secara musiman mencapai 54,8 pada April, naik dari 54,2 pada Maret, menunjukkan peningkatan lebih cepat dalam aktivitas bisnis di sektor swasta.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,68 persen menjadi 90,929 di akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,2206 dolar AS dari 1,2288 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3936 dolar AS dari 1,4031 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot ke 0,7603 dolar AS dari 0,7671 dolar AS.

Dolar AS dibeli 108,64 yen Jepang, lebih tinggi dari 107,57 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9785 franc Swiss dari 0,9746 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2848 dolar Kanada dari 1,2739 dolar Kanada.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018