Jakarta (Antara News) -- Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkapkan pemerintah menargetkan investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) pada 2018 sebesar 2,01 miliar dolar AS.

"Tertinggi berasal dari air sebesar 754 MW diikuti oleh mikro hidro dengan porsi total sebesar 286,8 MW," Arcandra di sela-sela acara Workshop Peluang Investasi EBT di Jakarta, Selasa (24/4).

Arcandra melanjutkan, pihaknya sangat optimistis terhadap pengembangan EBT di Indonesia ke depannya. Pasalnya, sebanyak 70 kontrak Power Purchase Agreement (PPA) juga telah ditandatangani selama 2017. Dari jumlah tersebut, tiga telah masuk tahap Commercial Operation Date (COD) dan 22 berada di fase konstruksi.

Adapun rincian jumlah kontrak PPA yang diteken selama 2017 yakni, dua kontrak pada Januari dengan total kapasitas sebesar 13,5 MW (minihidro 10 MW; biomassa 3,5 MW), dua kontrak pada Mei dengan total kapasitas sebesar 11 MW (minihidro 9 MW; biogas 2 MW), 46 kontrak selama Agustus dengan kapasitas mencapai 257,6 MW (minihidro 175,8 MW; biomassa 29 MW; biogas 7,8 MW; Surya 45 MW), dan sembilan kontrak pada November dengan kapasitas mencapai 640,9 MW (minihidro 39,6 MW; air 515 MW; panas bumi 86 MW). 

"Ini (jumlah PPA yang diteken) menjadi yang terbesar dalam sejarah pengembangan EBT di Indonesia. Oleh karena itu, saya optimistis EBT akan memiliki masa depan yang cerah ke depannya," ungkap Arcandra.

Sementara itu Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusantara PLN Djoko R. Abumanan mengatakan, baru sebanyak 24 kontrak PPA yang telah mendapatkan financial closing atau pendanaan, sedangkan sisanya ada yang masih tahap proses pendanaan atau belum sama sekali.

"Ini menjadi PR baik buat regulator maupun operator agar segera merampungkan proyek-proyek tersebut demi mengejar target bauran energi pada 2025," kata Djoko. 


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018