Biak, Papua (ANTARA News) - Hingga tahun akademik 2017/2018, masih ada sekitar 89 persen dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Papua dan Papua Barat yang belum bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menurut Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XIV/Papua dan Papua Barat Dr Sueriel S Mofu.

"Ada sebesar 89 persen dari jumlah 500 ribu angka usia produktif lulusan SMA/SMK yang belum menikmati pendidikan tinggi. Ya angka ini sangatlah besar, karena belum adanya perhatian serius pemerintah kabupaten/kota memberikan peluang untuk anak setempat berkuliah," kata Sueriel saat dihubungi dari Biak, Rabu.

Ia mengatakan kendala anak-anak asli Papua melanjutkan ke pendidikan tinggi sangat klasik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan, sementara pemerintah daerah belum menerapkan kebijakan untuk mendukung warganya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

"Jika ada regulasi khusus yang memproteksi kelangsungan pendidikan anak-anak asli Papua saya optimistis kesempatan menempuh pendidikan tinggi bagi anak-anak Papua di berbagai perguruan tinggi akan meningkat," kata Sueriel, mantan Rektor Unipa Manokwari di Papua Barat.

Baca juga:
Pemerintah harusnya dahulukan pembangunan kesehatan dan pendidikan Papua
Mendikbud apresiasi peran masyarakat Papua majukan pendidikan

 

Pewarta: Muhsidin
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018