Jakarta (ANTARA News) - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian menyatakan layanan karantina untuk menjadi keamanan dan kesehatan produk pertanian tujuan ekspor terus meningkat, khususnya di Karantina Lampung.

"Dari tahun ke tahun, ekspor baik produk segar tumbuhan dan hewan menunjukan angka peningkatannya," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Banun menyebutkan untuk produk hewan berupa Bat Guano atau kotoran kelalawar sangat diminati Tiongkok dan Amerika Serikat dengan jumlah ekspor meningkat dari 18 ton di tahun 2015 dan menjadi masing- masing 36 ton di tahun 2016 dan 2017.

Sementara untuk tumbuhan, terdapat 68 jenis produk pertanian dengan komoditas Palm Kernel Meal yang menjadi komoditas ekspor terbesar, dan disusul biji kopi, tetes tebu, RBD Palm stearin, nenas irisan, karet lempengan, nanas sirup, kelapa bulat dan buah pisang.

Tujuan negara ekspornya hampir ke seluruh penjuru dunia, atau tepatnya ke 78 negara, mulai dari Amerika Serikat, Selandia Baru, Uzbekistan hingga negara-negara di Timur Tengah.

Hal ini sejalan dengan data yang dilansir BPS tentang ekspor pertanian yang naik 20,01 persen. Namun, kontribusinya masih sangat kecil, hanya 1,81 persen, karena masih lebih besar industri olahan.

Ekspor pertanian yang cukup besar adalah sarang burung, kopi, jagung dan tanaman obat.

Banun menyampaikan, jajarannya terus meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tujuan ekspor, khususnya dalam harmonisasi peraturan perkarantinaan.

Untuk pendamping kepada pelaku ekspor produk pertanian, Badan Karantina Pertanian melakukan terobosan berupa layanan karantina elektronik, layanan online inspection dan fasilitasi ekspor produk pertanian.

Di sisi lain, dilaporkan terjadinya peningkatan kepatuhan masyarakat, yakni melaporkan hewan dan tumbuhan yang dilalulintaskan kepada petugas Karantina Pertanian di pintu masuk dan keluar antar area atau provinsi.

Dari data pengawasan dan penindakan (wasdak) Karantina Lampung, angka penangkapan daging celeng di Wilayah Kerja Bakauheni tahun 2015 mencapai 38 ton, tahun 2016 sebesar 20 ton dan di tahun 2017 di angka 14 ton.

Banun berharap kerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat dapat terus ditingkatkan agar produk pertanian kita terjaga keamanan dan kesehatannya sehingga memasok pangan sehat baik untuk Indonesia maupun dunia.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018