Idi, Aceh (ANTARA News) - Semburan minyak beraroma gas yang keluar dari titik sumur milik masyarakat di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, masih mencapai 30 meter dari permukaan tanah, pascaledakan dan kebakaran.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi kepada wartawan di Idi, Sabtu mengatakan, tekanan semburan minyak masih masih mencapai 30 meter, bahkan sesekali semburan mencapai 35 meter hingga 40 meter.

"Tekanan minyak yang menyembur setelah api padam belum stabil, sehingga warga kita harap jangan mendekat ke lokasi," katanya.

Selain itu, arah angin juga tidak menentu, sehingga radius 150 meter hingga 200 meter sangat membahayakan terhadap masyarakat.

"Radius 200 meter sangat berbahaya untuk kesehatan, sehingga kita haruskan seluruh Satgas BPBD yang diposkan disana untuk selalu mengenakan masker setiap saat," tegas Syahrizal.

Untuk menjaga keselamatan, diakuinya masyarakat telah diungsikan. Seluruh rumah di sekitar lokasi ledakan dan kebakaran sumur minyak itu telah dikosongkan.

"Tidak ada aktifitas, bahkan petugas kita larang menggunakan handphone (HP) dari jarak yang telah ditentukan," ujar Syahrizal.

Sebagaimana diketahui, ledakan dan kebakaran sumur minyak tradisional terjadi di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Rabu (25/4) sekitar pukul 01.30 WIB telah mengakibatkan 21 orang meninggal dunia, 39 orang luka-luka dan ratusan orang harus mengungsi.

Kini, lokasi ledakan yang masih mengeluarkan semburan minyak beraroma gas itu telah ditangani pihak PT Pertamina. Bahkan, semburan minyak yang mengalir dan ditampung seperti waduk kini mulai disetot dan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.

Baca juga: Api dari semburan gas sumur minyak Aceh Timur sudah padam

Baca juga: Anggota DPR serukan audit investigasi sumur minyak Aceh Timur

Baca juga: Kementerian ESDM kirim tim investigasi kebakaran sumur Aceh Timur

Pewarta: Mukhlis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018