Seoul (ANTARA News) - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump berhak mendapat hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya mengakhiri kebuntuan dengan Korea Utara terkait program senjata nuklirnya, kata pejabat Korea Selatan pada Senin.

"Presiden Trump seharusnya mendapatkan Nobel Perdamaian. Yang kita butuhkan hanyalah perdamaian," kata Moon pada pertemuan menteri utama, kata pejabat Gedung Biru kepada media.

Moon dan pemimpin Korut Kim Jong-un pada Jumat berjanji mengakhiri permusuhan di antara kedua negara itu dan bekerja menuju "pelucutan nuklir penuh" di semenanjung Korea dalam pertemuan pertama antar-Korea selama lebih dari satu dasawarsa.

Trump menyiapkan pertemuan puncaknya dengan Kim, yang dikatakannya akan berlangsung dalam tiga hingga empat minggu ke depan.

Pertemuan mendatang itu adalah subjek utama dari perjalanan pribadi dan obrolan yang Kim dan Moon lakukan selama pertemuan mereka di perbatasan, kata pejabat itu.

Pada Januari, Moon mengatakan Trump "pantas mendapatkan andil besar untuk mewujudkan pembicaraan antar-Korea. Itu bisa menjadi hasil kerja dari sanksi dan tekanan yang dipimpin AS".

Komentar Moon tentang Hadiah Nobel datang sebagai tanggapan terhadap pesan ucapan selamat dari Lee Hee-ho, janda mendiang Presiden Korsel Kim Dae-jung, di mana dia mengatakan Moon layak untuk memenangkan hadiah sebagai pengakuan atas usahanya, kata pejabat Gedung Biru.

Moon menanggapi dengan mengatakan Trump yang seharusnya mendapatkannya.

Kim Dae-jung memperjuangkan apa yang disebut kebijakan Sinar Matahari dengan Korut, dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2000 setelah membuat pertemuan antar-Korea pertama dengan mantan pemimpin Korut Kim Jong-il.

Selama pertemuan pada Senin, Moon menginginkan kajian bersama dengan proyek-proyek ekonomi Korut yang dapat dilanjutkan tanpa melanggar sanksi internasional yang dikenakan pada Korut pada senjata nuklirnya dan program misil balistik.

"Kajian ini untuk menggerakkan program-program yang tidak terkena sanksi, sambil mengeksplorasi apa yang bisa dilakukan kedua Korea saat sanksi dicabut di masa mendatang," kata pejabat Korsel mengutip pernyataan Moon.

Pemerintahan Trump telah memimpin upaya global untuk memberlakukan sanksi yang lebih ketat terhadap Korut.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada Minggu bahwa Trump akan mempertahankan "kampanye tekanan" pada sanksi keras terhadap Korut yang miskin hingga Kim menghentikan program senjata nuklirnya.

Pada Sabtu malam, Trump mengatakan pada Moon melalui panggilan telepon bahwa dia senang para pemimpin kedua Korea menegaskan kembali tujuan denuklirisasi penuh selama pertemuan puncak mereka, demikian para pejabat Korsel pada Minggu.

Gedung Putih mengatakan, Trump dan Moon telah "menekankan bahwa masa depan yang damai dan makmur untuk Korut bergantung pada denuklirisasi penuh, dapat diverifikasi, dan ireversibel".

Baca juga: Trump bahas Semenanjung korea dengan pemimpin Jepang dan Korsel

Penasihat utama Moon pada pekan lalu mengatakan bahwa pemerintah Korsel memiliki "peta jalan menyeluruh", yang ia bagikan kepada AS menjelang pertemuan Trump dengan Kim, demikian Reuters melaporkan.

(Uu.KR-DVI/B002)

Pewarta: antara
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018