Bogor (ANTARA News) - Wakil Presiden Iran untuk urusan Perempuan dan Keluarga Ulama Masoumeh Abtekar mengingatkan peran perempuan dalam menyebarluaskan konsep Islam "wasathiyah" (moderat).

"Perempuan memiliki kemampuan monitoring yang dapat mempromosikan dialog yang konstruktif, dan dapat memberikan pemahaman di antara masyarakat," kata Masoumeh dalam forum diskusi Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam "wasathiyah", di Bogor, Selasa.

Menurut Masoumeh, di dalam Islam laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki peran. Tapi khusus perempuan memiliki hak dan tanggung jawab khusus yang telah diatur dalam Islam.

Peran perempuan tidak sebatas sebagai keberlangsungan kehidupan (bilogis) tetapi memberi warna dalam kehidupan, dan semangat hidup, katanya.

"Tugas perempuan mendidik dan mempertahankan kehidupan anaknya. Tetapi tentu peran laki-laki tidak bisa dilupakan, menjadi pelengkap dalam sebuah keularga," katanya.

Ia mengatakan Islam sangat menghargai peran perempuan, sebagai mana Rasulullah SAW telah memuliahkan perempuan, memiliki anak perempuan Fatimah yang menjadi teladan bagi semua wanita.

Kini, katanya, perempuan mampu bangkit dalam segala hal, menguasai ilmu pengetahuan, menjadi apa saja yang diinginkan. Seperti di Iran banyak perempuan aktif di dunia pendidikan.

Ia menambahkan mempromosikan Islam "wasathiyah" bukan hanya dalam geografis sejarah, tetapi kemampuan kehidupan, kemampuan menggunakan teknologi digital, meningkatkan kemampuan membaca, dan logika.

"Contoh Islam moderat ini perlu kita kembangkan kepada anak-anak muda kita, dengan dialog dan interaksi, membawa generasi muda memahami Islam `wasathiyah`, dan perempuan bisa memainkan perannya disini," katanya.

Masoumeh menjadi salah satu pembicara perempuan dalam acara dialog dan diskusi sesi pertama KTT ulama dan cendekiawan Muslim dunia membahas tentang Islam "wasathiyah" yang berlangsung di Bogor.

Selain Masoumeh, sejumlah pembicara lainnya juga ikut menyampaikan pendampat dan pandanganan tentang Islam "wasathiyah" seperti Dr Abdullah M Al Matouq dari Kuwait, Ahmed Bin Mohammad Al Jarawn (PEA) selaku presiden dari Global Council for Tolerance and Peace/ Former Speaker of the Arab parliament. Diskusi ini dimoderatori oleh H.E Ali Rashed Al Naumi, Secretary General of Muslim Council of Elders.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018