Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta segera memiliki peta kesehatan keluarga yang akan menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat di kota tersebut sehingga bisa dijadikan dasar untuk dilakukan intervensi kegiatan.

"Saat ini, petugas dari puskesmas masih terus melakukan pemetaan dengan turun langsung ke rumah-rumah untuk melakukan pendataan profil kesehatan keluarga," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, pemetaan kesehatan keluarga tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS PK) yang menjadi program dari Kementerian Kesehatan.

Agus optimistis, melalui pemetaan profil kesehatan keluarga tersebut akan diperoleh informasi kondisi kesehatan yang sangat penting, mulai dari kondisi gizi masyarakat, termasuk balita dan anak-anak, jangkauan imunisasi, kesehatan ibu hamil, gangguan kejiwaan, hingga penyakit yang paling banyak diderita masyarakat.

"Dari data tersebut akan bisa diketahui jenis program yang tepat untuk dilakukan di suatu wilayah. Program ditetapkan sesuai kebutuhan, bukan kewajiban semata," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, dimungkinkan rencana program kesehatan yang diajukan tiap wilayah berbeda-beda sesuai dengan kondisi kesehatan warga di wilayah tersebut.

Puskesmas, lanjut dia, akan menyampaikan hasil pemetaan profil kesehatan tersebut ke camat dan lurah sehingga bisa dijadikan sebagai referensi saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sudah melakukan kampanye Program Cerdik, yaitu mengajak seluruh masyarakat menjaga kesehatan dengan mengecek kesehatan secara rutin, mengenyahkan asap rokok, diet seimbang, istirahat cukup dan mengelola stres.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, sekitar 70 persen warga memiliki kondisi kesehatan yang baik dan 30 persen menderita berbagai jenis penyakit.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, jenis penyakit yang diderita warga dalam 10 tahun terakhir sudah beralih dari sebelumnya akibat infeksi virus menjadi penyakit yang lebih banyak disebabkan gaya hidup, mulai dari stroke, kanker, hingga diebetes militus.

"Bahkan, penyakit-penyakit tersebut menjadi penyebab kematian tertinggi di Yogyakarta. Oleh karena itu, perlu peran seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungannya dengan selalu menerapkan pola hidup sehat," katanya.

 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018