Jakarta (ANTARA News) - Suara aktivis buruh kalah lantang dari politisi dalam pemberitaan isu perburuhan di media massa menurut laporan riset Indonesia Indicator (I2) berjudul "Buruh Indonesia dalam Potret Media" yang disiarkan Rabu.

"Suara-suara aktivis buruh kalah lantang dengan suara politisi," kata Direktur Komunikasi I2 Rustika Herlambang dalam siaran pers perusahaan intelijen media itu.

Riset I2 menunjukkan sepanjang 1 Mei 2017-30 April 2018 ada 86.656 berita tentang buruh dan perburuhan yang dimuat 1.726 media daring lokal dan nasional.

Dari 10 narasumber yang paling banyak dikutip media massa dalam berita tentang buruh, menurut riset itu, Presiden KSPI Said Iqbal merupakan satu-satunya aktivis buruh yang bertengger dalam jajaran sepuluh besar, menempati peringkat ke-2 dengan 3.469 pernyataan yang dikutip dalam 1.301 berita.

Sementara kutipan pernyataan Direktur Eksekutif Migran Care Wahyu Susilo menurut riset ada 970, Ketua Pusat Studi Migrant Care Anies Hidayah 630, Sekjen OPSI Timboel Siregar 592, dan Ketua Umum SBSI Muchtar Pakpahan 390.

Yang menarik dari temuan riset I2, menurut Rustika, adalah tampilnya Fadli Zon dan Fahri Hamzah sebagai dua sosok politisi oposisi yang masuk dalam jajaran Top Ten Influencer di media yang menyuarakan isu perburuhan dalam posisi yang berseberangan dengan pemerintah.

"Di antaranya adalah ide Fadli Zon untuk membentuk Pansus mempertanyakan Perpres Nomor 20 Tahun 2018 yang memberikan kemudahan bagi masuknya Tenaga Kerja Asing ke Indonesia," ujar Rustika.

Fadli Zon bertengger di posisi enam Top Ten Influencer di media yang menyuarakan isu perburuhan dengan total 2.189 pernyataan yang dikutip dalam 554 berita. Fahri Hamzah berada di posisi delapan dengan total 1.666 pernyataan dalam 501 berita.

Selain itu, dua politisi yang sedang bertarung di Pilkada Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa berturut-turut menduduki peringkat ke-9 dengan 1.242 dan ke-19 dengan 712 pernyataan.

"Dalam jajaran10 nama, atau bahkan 20 nama (yang) terbanyak menyuarakan isu buruh di media, tak terdapat satupun politisi dari barisan parpol pendukung pemerintah," kata Rustika.

Rustika menjelaskan pula bahwa satu tahun terakhir ada gejala isu buruh semakin berhimpit dengan isu politik, terutama terkait dengan Pilpres 2019.

"Irisan antara buruh dengan isu politik dari segi ekspos media cenderung menguat bersamaan dengan tahun politik saat ini," kata Rustika, menambahkan bahwa itu terjadi karena buruh merupakan salah satu elemen penggerak roda perekonomian yang dianggap memiliki basis massa yang kuat dan solid.

Indikasi yang memperkuat peningkatan berita buruh yang ditopang dan dipicu oleh isu politik dan pemilu, Rustika menjelaskan, bisa dilihat dari data 10 narasumber yang paling banyak dikutip pernyataannya dalam berita tentang buruh.

Sebagai bagian dari kontestasi politik menuju Pilpres 2019, dalam pandangan Rustika, pro dan kontra terhadap kebijakan terkait buruh masih tergolong wajar. "Isu perburuhan memang rawan, namun sekaligus penting bagi upaya mendulang suara dukungan dalam Pilpres mendatang," ujarnya.

Kentalnya nuansa politik berita buruh dan aksi buruh membuat warganet di linimasa Twitter memiliki sikap tersendiri. Dalam setahun terakhir, percakapan tentang buruh mencapai 358.173 cuitan yang dikicaukan oleh 73.388 akun.

Dalam perbincangan tersebut dimensi "trust" dan "anticipation" sangat dominan. Dalam dimensi "trust", di antaranya muncul keraguan warganet mengenai kemurnian dari aksi-aksi buruh.

Lima Isu Buruh

Riset I2 juga menunjukkan bahwa persoalan pengupahan dan kesejahteraan masih menjadi isu yang dilekatkan media pada buruh, terlihat dari adanya 19.024 berita mengenai masalah itu.

Di banyak daerah, buruh masih konsisten menekan pemerintah maupun perusahaan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih layak, dan informasi ini tertuang dalam 19.024 berita, mencakup 35 persen dari total lima isu teratas.

Menurut hasil telusur data media, kata Rustika, isu politik dan pemilu justru menduduki peringkat dua idu terbesar dari seluruh pemberitaan mengenai buruh dalam satu tahun terakhir, yang meliputi 10.206 berita.

Hal itu menunjukkan tren isu politik dan pemilu meningkat searah dengan tren peningkatan berita buruh secara umum. Dengan kata lain, tren peningkatan berita buruh dalam setahun terakhir sesungguhnya ditopang dan digerakkan oleh isu politik dan pemilu.

Sementara permasalahan TKI ilegal masuk dalam 9.865 berita, menduduki peringkat ketiga, diikuti masalah pro dan kontra Tenaga Kerja Asing yang mencakup 8.175 berita serta isu Hari Buruh yang meliputi 7.742 berita masing-masing pada posisi keempat dan kelima.

Rustika menambahkan, aksi demonstarasi masih menjadi saluran utama buruh dalam mengekspresikan tuntutannya dan informasinya tersebar dalam 4.425 berita.

Baca juga: Istana bentuk tim tindaklanjuti pertemuan dengan buruh

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018