Jakarta (ANTARA News) - Konsumsi karet alam domestik untuk memproduksi barang-barang karet hanya sekitar 20 persen dari total produksi nasional.

"Tingkat konsumsi domestik ini masih jauh dibawah Malaysia, China dan India yang menyerap lebih dari 40 persen hasil produksinya," kata Sekjen Kementerian Perindustrian Haris Munandar di Jakarta, Rabu.

Menurut Haris, Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil karet alam dengan produksi melebihi 3 juta ton per tahun, namun sekitar 80 persen produksi karet alam Indonesia diekspor ke mancanegara.

Terkait hal tersebut, pemerintah memandang bahwa langkah-langkah untuk peningkatan konsumsi karet alam dalam negeri perlu segera dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah potensi sumber daya alam nasional. 

"Kebijakan pembangunan tol laut yang memandang laut sebagai penghubung bukan pemisah merupakan salah satu langkah yang perlu kita dukung," ujar Haris.

Baca juga: Kemenperin maksimalkan nilai tambah karet alam

Pemerintah akan membangun 24 pelabuhan, diantaranya deep sea port (pelabuhan laut dalam) Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makasar dan Sorong, 4 pelabuhan diantaranya sudah berjalan. 

Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi industri karet penunjang pelabuhan seperti 'rubber dock fender', 'rubber floating fender', 'rubber bumper', dan sebagainya sehingga dapat lebih meningkatkan konsumsi karet alam dalam negeri.

"Konsumsi karet alam yang saat ini berkisar pada angka 580 ribu ton per tahun masih berpotensi untuk ditingkatkan antara lain dengan intensifikasi maupun ekstensifikasi eskpor barang karet," papar Haris.

Selain itu, menciptakan cabang-cabang industri baru seperti industri ban pesawat dan vulkanisir pesawat terbang yang berpotensi menyerap karet alam dan menghasilkan devisa nasional.

Oleh karena itu, Pemerintah menyatakan dukungan dan mendorong pertumbuhan industri barang-barang karet dalam rangka merealisasikan program peningkatan konsumsi karet alam dalam negeri. 

"Untuk mendukung itu, Kemenperin telah melakukan upaya melalui kebijakan-kebijakan antara lain penguatan struktur industri barang-barang karet; pemberian insentif untuk industri berteknologi tinggi maupun industri berorientasi ekspor; serta pengembangan kawasan industri," tutup Haris.

Baca juga: Kemenperin dorong produksi karet 3,5 juta hektare

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018