Jakarta (ANTARA News) - Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) mengantisipasi serangan siber saat penyelenggaraan Asian Games, setelah Indonesia dinyatakan sebagai satu dari 10 negara yang rawan serangan siber dunia.

"Kami tidak ingin ada kejadian upacara pembukaan terlambat sampai satu jam sebagaimana terjadi pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan," kata Ketua INASGOC Erick Thohir di Jakarta, Kamis.

INASGOC, lanjut Erick, bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Siber dan Sandi Negara, Kepolisian RI dan TNI, mencegah serangan siber terhadap penyelenggaraan pesta multi-cabang olahraga tertinggi di Asia itu.

Baca juga: Presiden tekankan pentingnya kewaspadaan terhadap serangan siber

"Kami akan dibantu tim dari Kominfo yang berjumlah 30 orang berikut para ahli sibernya. Badan siber juga akan membentuk tim bayangan yang bukan berada di bawah tim kami," kata Erick.

Meskipun INASGOC sudah mempunyai pusat kendali operasi yang bertugas mengawasi seluruh jaringan terkait penyelenggaraan Asian Games, Erick mengaku masih butuh dukungan dari lembaga-lembaga dan kementerian untuk mencegah serangan siber itu.

"Misalnya, serangan terhadap sistem tiket, seperti terjadi saat pembukaan Olimpiade Musim Dingin. Akreditasi wartawan juga terganggu dan itu pada seribu orang," kata Erick.

Baca juga: Pebalap timnas uji velodrome Asian Games 2018

Sebelumnya, Direktur IT dan Telekomunikasi INASGOC Edy Prabowo mengklaim telah menyiapkan sistem cadangan jika ada serangan terhadap pusat kendali operasi mereka.

Edy mengatakan pusat kendali operasi INASGOC akan mengeluarkan sinyal jika terdapat serangan siber terhadap jaringan Internet mereka.

"Kami sudah menggelar audit teknologi informasi dari Dewan Olimpiade Asia," kata Edy pada Maret 2018.

Baca juga: INASGOC luncurkan desain medali Asian Games Juni

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018