Bogor (ANTARA News) - Sejumlah delegasi yang menghadiri KTT Ulama-Cendekiawan Muslim Dunia pada Wasathiyah Islam (HLC-WSW) berkomitmen akan mengenalkan hasil pembicaraan dalam agenda tersebut sekembalinya ke negara asal.

Para delegasi menilai hasil pembicaraan, tukar pikiran, serta pencetusan rancangan "Pesan Bogor" bisa menjadi jalan kemajuan bagi pemahaman Islam sebagai agama yang damai dan saling mengasihi.

"Pesan ini tidak boleh berhenti di sini, kita harus pastikan pesan tersebut tidak hanya sampai ke sesama saudara Muslim tapi juga ke seluruh penjuru dunia," kata Salisu Shehu, Deputi Sekjen Dewan Tinggi Kerja Sama Islam Nigeria, saat ditemui Antara di Bogor, Kamis.

Menurut dia, dengan penyebaran ide-ide yang sudah didapat pada pertemuan ini, maka dunia akan lebih "terdidik" untuk bisa mengenal makna Wasathiyah Islam atau Islam yang moderat, Islam yang ideal.

Ia pun mendorong pada delegasi lain agar meneruskan semangat dan berharap dapat melanjutkan agenda serupa di tahun-tahun berikutnya.

Sementara itu, Ketua NU Afghanistan Sayed Salahuddin Hashimi juga berkomitmen sama.

Menurut dia, hasil pertemuan yang tertuang dalam Pesan Bogor sejatinya ialah pesan global yang memerlukan aksi nyata dan dapat diimplementasikan ke negara asal para delegasi.

"Saat pulang ke rumah atau negara masing-masing harus memastikan KTT ini dapat berpengaruh di negara kita sesuai dengan aturan dan arahan yang telah disepakati dalam pertemuan ini," tutur Hashimi saat ditemui dalam kesempatan yang sama.

Sekitar 100 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim dari sejumlah negara termasuk Indonesia menghadiri KTT HLC-WSW yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, pada 1-3 Mei.

Pesan Bogor yang menjadi hasil dari pertemuan tersebut dibacakan oleh Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antarberagama dan Peradaban Din Syamsuddin di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Dalam rancangan Pesan Bogor tersebut menyinggung tentang peradaban moderen yang mengalami ketidakpastian dan gangguan dalam skala global, dan oleh karena itu, Islam sebagai agama yang damai, mengasihi, adil, dan agama peradaban, maka mengakui bahwa paradigma Wasathiyah Islam sebagai pusat pengajaran Islam, telah dipraktikan dalam sejarah panjang peradaban Islam mulai dari masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW hingga era modern.

Hal ini berkaitan dengan upaya para ulama dan cendekiawan Islam dunia untuk memastikan pembangunan peradaban Islam bagi generasi selanjutnya.

Baca juga: Din: Islam Wasathiyah menyebar seperti bola salju
Baca juga: Ulama dan cendekiawan KTT Islam Wasathiyah sepakati "Bogor Message"
Baca juga: KTT Ulama-Cendekiawan ekspor Islam moderat Indonesia

 

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018