Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta diminta agar lebih meyakinkan masyarakat untuk ikut memilih dalam Pilkada, karena berdasarkan hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan potensi adanya Golongan Putih (Golput) mencapai 65 persen. Menurut Direktur Eksekutif LSI, Saiful Mujani, di Jakarta, Kamis, berdasarkan hasil survei diketahui potensi maksimal warga Jakarta untuk tidak menggunakan hak pilihnya baik karena tidak yakin, tidak memiliki surat panggilan atau tidak terdaftar, yaitu 65 persen. Survei LSI ini dilakukan secara "multistage random", dengan jumlah sampel 600 orang dan memiliki tingkat kesalahan kurang lebih 4,1 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Ia mengatakan bila Golput terjadi secara optimal, yaitu 65 persen, maka potensi calon gubernur dan wakil gubernur yang kalah untuk tidak menerima kekalahannya terbuka. Calon Gubernur dan wakil gubernur dapat membuat klaim bahwa sebanyak 65 persen itu adalah miliknya, katanya. "Tugas KPUD untuk meyakinkan publik bahwa partisipasi itu penting. Angka Golput harus ditekan dan usahakan agar selisih perolehan suara antara dua pasangan calon di atas angka Golput, sehingga tidak ada alasan untuk menolak hasil pemilihan dan manifestasi potensi konflik pasca Pilkada dapat diredam," katanya. Ia juga mengatakan LSI juga melakukan survei untuk mengetahui kemungkinan terpilih antara dua pasangan calon, yaitu Fauzi Bowo-Prijanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar. Hasil survei menunjukkan kemungkinan terpilihnya pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto cukup dominan, yaitu 54,2 persen dari sampel, pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar kemungkinan terpilih yaitu 22,4 persen, sedangkan yang mengaku belum tahu yaitu 23,4 persen. Sedangkan bila dilihat dari potensi memilih dan Golput, pasangan Fauzi-Prijanto menduduki peringkat pertama yaitu 45 persen, sedangkan pasangan Adang-Dani sebanyak 24 persen, sisanya 31 persen dari sampel mengaku belum tahu. Sementara dilihat dari potensi memilih, pasangan Fauzi-Prijanto memperoleh 65 persen suara, Adang-Dani 21 persen dan sisanya 14 persen mengaku belum tahu. Menurut Saiful, secara agregat dengan adanya Golput, pasangan Fauzi-Prijanto masih unggul, namun pasangan ini menjadi paling dirugikan bila Golput jumlahnya besar. "Dari 45 persen yang potensial Golput sebenarnya cenderung pada Fauzi, dan pada Adang 24 persen. Selain itu, sementara ini selisih potensi perolehan suara pasangan Fauzi-Prijanto sebesar 32 persen. Tetapi bila selisih ini masih di bawah tingkat Golput, misalnya 40 persen, maka potensi untuk menggugat hasil Pilkada menjadi terbuka dan dapat menimbulkan kerawanan," katanya. Saiful mengatakan hasil survei yang dilakukan LSI ini bersifat independen dan tidak memihak pada salah satu calon gubernur. Hasil survei ini dapat menjadi perhatian para stakeholder untuk menekan tingkat Golput. "Pihak yang kalah dapat menjadikan tingkat Golput yang tinggi itu sebagai dalih untuk menolak hasil Pilkada, terutama bila selisih kekalahannya tidak meyakinkan, misalnya di bawah 10 persen, sementara tingkat Golput di atasnya," katanya. Fauzi-Prijanto Terpopuler Dalam survei untuk mengetahui pasangan mana yang pantas untuk dipilih, LSI mengelompokkan sampel berdasarkan tingkat pendidikan, etnis, dan partai. Survei menunjukkan pasangan Fauzi-Prijanto dominan di setiap etnis, yaitu Jawa, Betawi, Sunda dan Minang, kecuali etnis China, katanya. Berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu tamat SD, SLTP, SLTA, dan pernah berkuliah, menunjukkan dukungan terhadap Fauzi-Prijanto lebih dominan. Ia juga menambahkan berdasarkan survei, pasangan Fauzi-Prijanto dominan di tiap partai, yaitu Partai Keadilan Sejahtera, Partai Demokrat, PDIP, Golkar, PP, PAN, dan lainnya. Berdasarkan survei LSI untuk mengetahui tingkap popularitas antara calon gubnernur Adang Daradjatun dan Fauzi Bowo, didapatkan hasil calon gubernur Fauzi Bowo lebih dikenal, lebih disukai dan lebih diyakini dapat memimpin. Hasil survey menunjukkan 94,3 persen dari dari sampel mengaku kenal dengan dengan Fauzi Bowo dan 86,7 persen mengaku mengenal Adang Daradjatun. Sementara, 73,9 persen mengaku menyukai Fauzi, sedangkan 60,0 persen mengaku menyukai Adang dan hasil survei juga menunjukkan 62,3 persen dari sampel meyakini bahwa Fauzi Bowo dapat memimpin, sedangkan sebanyak 47,7 persen dari sampel mengaku yakin jika Adang dapat memimpin Jakarta dengan baik. (*)

Copyright © ANTARA 2007