Bogor (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia dan Tiongkok menandatangani dua nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama pembangunan infrastruktur saat kunjungan resmi Perdana Menteri Li Keqiang ke Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam acara yang diselenggarakan di Istana Kepresidenan Bogor pada Senin menandatangani Nota Kesepahaman tentang promosi kerja sama pembangunan koridor ekonomi komprehensif regional bersama timpalannya dari Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional Tiongkok.

Koridor ekonomi itu rencananya akan dibangun di sejumlah provinsi yaitu Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Bali.

Penandatanganan MoU tersebut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.

Dalam pernyataan pers bersama Perdana Menteri Li dan Presiden Jokowi, pemerintah Tiongkok berencana mengirim tim ahli untuk menelaah usulan empat koridor ekonomi tersebut yang terkait antara lain pembangunan pelabuhan serta industri pengolahan perikanan.

Baca juga: PM Li minta perusahaan utamakan pekerja Indonesia

Baca juga: Tiongkok sanggupi peningkatan ekspor CPO dari Indonesia


Selain itu, nota kesepahaman kedua yang ditandatangani adalah Nota tentang Kajian Rancangan untuk Pembangunan Proyek Waduk Jenelata dan Waduk Riam Kiwa.

Pihak yang menandatangani nota tersebut adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan timpalan dari Badan Kerja Sama Pembangunan Internasional Tiongkok.

Pembangunan Waduk Jenelata berlokasi di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan sedangkan pembangunan Waduk Riam Kiwa berada di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
 

PM Li mengatakan dirinya bersama Presiden Jokowi juga mendiskusikan sejumlah hal untuk meningkatkan kerja sama perdagangan.

Pemerintah Indonesia juga menyampaikan agar ekspor buah-buahan tropis dan komoditas dari Indonesia seperti kopi dan kokoa dapat ditingkatkan.

"Tentunya produk-produk pertanian dari Indonesia mempunyai nilai keunggulan di Tiongkok karena banyak yang kita tidak miliki di Tiongkok," ujar Li terkait potensi kerja sama itu.

Namun demikian, Li juga berharap agar Indonesia dapat membuka pintu lebih lebar untuk buah-buahan asal Tiongkok.

"Saya juga berharap di Indonesia nanti bisa ditingkatkan impor untuk jeruk mandarin. Tentunya kami juga harus memastikan bahwa standar dan kualitas dari jeruk mandarin itu sesuai dengan standar kualitas Indonesia," jelas PM Li.

PM Li melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 6-8 Mei 2018. Usai Indonesia, PM Tiongkok juga akan melawat ke Jepang.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018