Banyuwangi (ANTARA News) - Pembangunan pabrik baru kereta api milik PT INKA di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membutuhkan waktu sekitar satu tahun yang akan dimulai pada Agustus 2018.

Direktur Keuangan dan SDM PT INKA Mohamad Nur Sodiq saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin, menjelaskan bahwa dengan satu tahun pembangunan maka pabrik itu diharapkan sudah bisa beroperasi pada Agustus 2019.

"Pabrik Banyuwangi ini akan difokuskan untuk pembuatan kereta pesanan ekspor, seiring besarnya pesanan dari sejumlah negara di Asia," katanya.

Pada kunjungannya itu, Sodiq mengamukakan bahwa peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik PT INKA di Banyuwangi bakal dilaksanakan Agustus 2018.

"Saat ini masih proses beberapa hal teknis sebelum groundbreaking. Ada persiapan lahan yang sedang dituntaskan di Kementerian BUMN karena melibatkan kawasan milik BUMN lain, yaitu PT Perkebunan Nusantara," ujarnya.

Menurut rencana, pabrik PT INKA di Banyuwangi akan berdiri di atas lahan lahan seluas 72 hektare dan tercatat sebagai pabrik kedua produsen kereta api, selain di Madiun, yang telah mengekspor produknya ke berbagai negara itu.

"Kami memilih Banyuwangi karena akan sangat efisen. Aksesibilitasnya bagus, jaringan laut ada," ujarnya.

Untuk tahun ini, kata Sodiq, PT INKA tengah memproses pesanan dari beberapa negara di Asia, salah satunya Bangladesh yang memesan 250 gerbong kereta dan Filipina yang memesan kereta rel diesel (KRD) senilai Rp 127,3 miliar. Selain itu juga ada pesanan kereta dari Srilanka senilai Rp400 miliar.

"Yang sedang proses negosiasi dengan Thailand. Dengan banyaknya pesanan luar negeri dan pemenuhan kebutuhan kereta di dalam negeri, kami memang harus segera bikin pabrik baru di Banyuwangi ini," ujarnya.

Ia menjelaskan pabrik di Madiun saat ini berkapasitas produksi dua gerbong kereta per hari. Ditambah pabrik Banyuwangi, ditargetkan bisa menghasilkan empat gerbong kereta per hari untuk memenuhi pesanan ekspor.

Sodiq memproyeksikan industri PT INKA di Banyuwangi bisa menyerap hingga 1.000 tenaga kerja yang kebutuhannya bisa dipenuhi dari sekolah vokasi yang ada di kabupaten berjuluk "The Sunrise van Java" itu.

"Kami bekerja sama dengan sekolah di Banyuwangi untuk menyiapkan tenaga terlatih. Sehingga saat pabrik berdiri, SDM-nya siap. Saat ini sudah berjalan di beberapa SMK dan segera menyusul sekolah vokasi lainnya," kata Sodiq.

Bupati Abdullah Azwar Anas menyatakan siap mendukung pembangunan pabrik PT INKA di Banyuwangi. "Pabrik ini adalah bagian dari menggerakkan sektor ekonomi domestik strategis sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo. Dan yang terpenting juga menyerap tenaga kerja, menggerakkan ekonomi lokal," ujar Anas.

Anas mendorong PT INKA untuk membangun pabrik berkonsep industri hijau dan mengusung konsep arsitektur lokal. "Bisa menanam banyak pohon di lingkungan pabrik, pengelolaan produksi yang bagus, serta mengusung arsitektur lokal sehingga ikut merawat kearifan lokal masyarakat," katanya.

Selain itu, Anas juga ingin agar pabrik PT INKA ini bisa mendukung pariwisata Banyuwangi. Misalnya ada wisata teknologi tentang perkeretaapian. "Kami berharap pembangunan pabrik ini juga memiliki multiplier effect ke dunia pariwisata Banyuwangi. Sehingga wisatawan yang datag ke Banyuwangi akan selalu mendapat atraksi baru dari Banyuwangi," ujarnya.

Baca juga: PT INKA ditawari bangun pabrik di Mesir

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018