Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mengatakan jangan memandang pergerakkan kurs rupiah dari nilainya yang pada Senin ini sempat menyentuh batas psikologis Rp14.000 per dolar AS, namun dari level depresiasinya yang diklaim masih dalam rentang wajar.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin petang, mengatakan level depresiasi rupiah Senin ini sebesar 0,40 persen. Tingkat depresiasi itu, kata Dody, lebih baik dibandingkan pelemahan yang dialami Rupee India, Zaar Afrika Selatan, Rubel Rusia dan Lira Tukri.

"Secara perlahan harus dijelaskan bahwa rupiah masih wajar, dan sama dengan perkembangan mata uang regional, dan tidak pada level nominal yang kebetulan sudah menembus batas psikologis Rp14.000," katanya.

Dody menjelaskan penyebab melemahnya rupiah pada Senin ini lebih karena kembali menguatnya tekanan mata uang "greenback" atau dolar AS ke seluruh mata uang di negara-negara kawasan.

"Tekanan dari eksternal AS masih dominan mempengaruhi pelemahan di banyak mata uang negara maju dan berkembang," ujarnya.

Disinggung apakah depresiasi rupiah juga disebabkan rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2018 yang di bawah perkiraan berbagai konsensus pasar, Dody mengatakan hal itu bisa saja terjadi.

"Tapi penilaian BI terhadap pertumbuhan ekonomi masih baik dan akan mencapai rentang 5,1-5,5 persen di akhir 2018," ujarnya.

Sejak perdagagan Senin pagi, rupiah depresiatif. Sentimen menguatnya ekonomi AS timbul, menyusul membaiknya data ekonomi AS, seperti tingkat pengangguran yang turun ke 3,9 persen dan juga "Non-Farm Payrolls" (NFP) Amerika Serikat selama April naik 164 ribu.

Di pasar spot, kurs dolar AS terhadap rupiah sore ini menembus level psikologis Rp14.000. Dolar AS merangkak naik dari level sebelumnya yang diperdagangkan Rp 13.995.

Mata uang Garuda kemudian berangsur menguat. Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak di Rp13.973.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai tukar rupiah sebesar Rp13.956 per dolar AS melemah dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.943 per dolar AS.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018