Medan (ANTARA News) - Perbaikan Jalan Lintas Timur Sumatera tampak dikebut untuk menyongsong arus mudik Lebaran.

Penambalan jalan yang berlubang atau rusak dilakukan di ruas jalan Way Kambas-Simpang Menggala (Lampung), Pekanbaru-Duri (Riau), dan Rantau Prapat-Kisaran (Sumatera Utara) ketika Antara pada 2 hingga 7 Mei melintasi Jalur Lintas Timur sepanjang 1.841,3 kilometer dari Pelabuhan Bakauheni di Lampung hingga Medan, ibu kota Sumatera Utara.

Perbaikan permukaan badan dan bahu jalan yang berlubang, amblas, bergelombang, atau retak antara lain terlihat di Desa Banding, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, arah Simpang Menggala. Sisi kiri dan kanan jalan yang rusak sepanjang dua kilometer di desa itu ditambal.

"Ada 15 orang yang bekerja. Kami sudah bekerja sejak 10 April dan mudah-mudahan selesai sebelum tiba musim mudik. Dari desa ini, kami pindah ke Way Bungur," kata kata Devi Saputra, petugas pengatur lalu lintas yang terlibat dalam proses perbaikan jalan tersebut, kepada Antara pada rabu (2/5).

Devi berdiri tak jauh dari backhoe hijau, yang digunakan untuk mengorek permukaan jalan yang rusak, di bahu jalan Way Kambas-Simpang Menggala. Di samping alat berat itu, ada tiga petak permukaan jalan yang baru dikorek untuk kemudian ditambal dengan aspal. Beberapa puluh meter dari tempat backhoe itu diparkir, ada tiga truk dinas perbaikan jalan bersama sejumlah pekerja yang sedang beristirahat.

Di ruas jalan itu, kendaraan dari dan ke arah Wah Jepara-Simpang Menggala berusaha menghindari badan jalan yang masih berlubang.

Selain di Desa Banding, kerusakan jalan tingkat sedang hingga berat tersebar di bagian-bagian Jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Pelabuhan Bakauheni- Simpang Menggala-Palembang yang membentang sepanjang 458 kilometer.

Sejak sekitar 4,5 kilometer dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum pertama setelah keluar dari area Pelabuhan Bakauheni, yang merupakan titik awal menuju Simpang Menggala, pengendara sudah menjumpai kerusakan jalan.

Kerusakan jalan yang makin parah terasa sekitar 35 kilometer menjelang Simpang Menggala. Di jembatan ganda Way Seputih yang dibangun November 1994 misalnya, kondisi yang rusah parah memaksa mobil-mobil pribadi dan truk-truk bergerak perlahan.

Kerusakan jalan merata di banyak titik, terutama di ruas jalan yang di sisi kiri dan kanannya terbentang perkebunan tebu yang luas. Tak hanya sopir, aparat kepolisian yang bertugas pun ikut susah melihat jalanan rusak yang menyulitkan kendaraan yang lewat.

"Sudah sekitar dua bulan jalan ini rusak berat. Kita sudah beberapa kali berinisiatif menambal jalan yang menganga itu. Ada batu, batu kita masukin karena kasihan dengan kendaraan-kendaraan berat yang melintas," kata seorang polisi yang bertugas di Pos Lantas Multi Agro, Kampung Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, sekitar 30 km dari Simpang Menggala.

"Minimal kami menghindari kecelakaan terjadi di depan pos kita ini," katanya.

Sekitar sebulan sebelum mudik Lebaran, perbaikan juga terlihat dilakukan di ruas jalan Pekanbaru-Duri, Provinsi Riau, pada Minggu (6/5). Para pekerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Riau menambal permukaan jalan yang berlubang untuk memuluskan perjalanan pemudik yang memilih menggunakan jalur darat.

"Jalan yang kami rawat sepanjang 122 kilometer. Umumnya kami melakukan penambalan agar tetap fungsional," kata Ferdinand, petugas pengawasan pekerjaan umum BBPJN II Riau.

Pada Minggu (6/5) pukul 15.54 WIB, Ferdinand dan belasan pekerja BBPJN II Riau menambal jalan yang rusak di sekitar 37 kilometer dari Kota Duri.

Jalan Lintas Timur di dalam wilayah Provinsi Riau, para pengendara dapat memacu kendaraan hingga batas maksimal aman karena ratusan kilometer jalan beton maupun beraspal di sana masih relatif mulus.

Namun ada konstruksi beton yang mulai pecah dan jalan yang aspalnya mengelupas, bergelombang, atau berlubang sejak dari perbatasan Riau-Jambi hingga ke perbatasan Riau-Sumatera Utara.
 
Jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Pelabuhan Bakauheni-Palembang rusak parah di banyak titik di sepanjang 458 km. (ANTARA / Rahmad Nasution)

Tambalan aspal

Upaya perbaikan "tambal sulam" di Jalan Lintas Timur Pekanbaru hingga perbatasan Sumatera Utara juga terlihat dari bekas tempelan aspal di permukaan-permukaan jalan, yang antara lain ditengarai rusak akibat perlintasan truk-truk besar dengan muatan berlebih,

Perbaikan jalan dengan cara mengorek dan diikuti dengan menambal permukaan yang rusak pun dijumpai di beberapa titik Jalan Lintas Timur ruas Rantau Prapat-Kisaran (Sumatera Utara).

Perbaikan juga dilakukan pada jalan menuju Jembatan Sei Asahan KM 202+800, Desa Pulo Raja, Kecamatan Pulo Raja, Kabupaten Asahan, dan setelah jembatan yang dibangun tahun 2012 itu.

Saragih Garingging, petugas lapangan yang mengawasi perbaikan Jalan Lintas Timur di Desa Pulo Raja, mengatakan penggalian titik-titik permukaan jalan yang rusak dilakukan dari batas gapura Kisaran sampai Rantau Prapat.

"Kita hanya melakukan perawatan jalan sepanjang 148 km yang menjadi tanggungjawab kami. Kami bekerja dari 12 April hingga sepekan sebelum Lebaran," katanya.

Saat ditemui pada Senin (7/5) siang, Saragih mengawasi proses penyisipan badan jalan berlubang di ruas jalan yang berdampingan dengan Jembatan Sei Asahan  menggunakan alat khusus sebelum kemudian ditambal menggunakan aspal.

Sementara jalan dari Rantau Prapat ke Medan, yang menghubungkan Sumatera Utara dari Riau, umumnya baik dan layak dilalui kendaraan pribadi maupun umum. Sebagian besar mulus, bagian yang rusak sudah diperbaiki, sehingga pengendara mobil pribadi, truk tanki, dan bus memacu kendaraan antara 80 dan 100 km per jam ketika arus lalu lintas tidak padat.

Meski jalan di wilayah Sumatera Utara sebagian besar mulus, para pengendara tetap perlu mewaspadai banyaknya jalan yang bergelombang dan bahkan membentuk "parit" yang agak dalam serta lubang-lubang yang belum sempat ditambal.

Kehati-hatian juga diperlukan di ruas Rantau Prapat-Medan karena pengendara sepeda motor seringkali berjalan beriringan sehingga memakan hampir setengah badan jalan sambil mengobrol satu sama lain.

Perilaku pengendara semacam itu juga banyak dijumpai di jalanan yang menembus kota dan desa dari Simpang Menggala di Lampung ke Palembang-Jambi, Jambi-Riau hingga Riau-Sumatera Utara.

Para pengguna jalan seyogyanya menerapkan perilaku berkendara yang aman saat menggunakan jalan-jalan yang sudah diperbaiki, sehingga upaya-upaya untuk menghadirkan senyum para pengendara, termasuk mereka yang mudik Lebaran, tak ternoda dengan tindakan-tindakan yang berisiko menimbulkan kecelakaan yang membawa tangis.

Baca juga:
Jalintim Sumatera Lampung-Palembang rusak parah
Jalan penghubung jebol timbulkan kemacetan Jalintim


 

Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018