Jakarta (ANTARA News) - Evakuasi terhadap korban dan bangkai helikopter TwinPac milik TNI Angkatan Udara (AU) yang jatuh di sekitar Kecamatan Lereh, Papua, pada 2005 akan dilanjutkan Jumat (20/7). "Karena kondisi medan yang sulit dijangkau dan lebatnya hutan di lokasi jatuhnya heli, maka pencarian akan dilanjutkan besok," kata Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaya (ATS), Bogor, Marsekal Pertama TNI Ignatius Basuki, ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Kamis. Helikopter S-58T beregistrasi H-3451 milik Skuadron 6 Lanud ATS itu jatuh saat melakukan latihan rutin di sekitar Lanud Sentani Papua pada 12 Oktober 2005 dengan rute Sentani-South Area-Sentani. Helikopter naas itu diawaki oleh Kapten Penerbang (Pnb) Beuceu Ishak, Letnan Pnb Satria Utama, Serma Hariyadi dan Serka Purnomo. Penemuan bangkai helikopter tersebut, didasarkan keterangan dari para orang pemburu babi di Kecamatan Lereh, Papua, pada Selasa (17/7). Warga pemburu babi itu memotret bangkai helikopter tersebut dan melaporkannya ke Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Trikora. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim dari kodam setempat mulai Rabu (18/7) telah bergerak ke kecamatan Lereh menuju titik lokasi jatuhnya helikopter tersebut. Kini tim telah berada di lokasi jatuhya heli buatan Amerika Serikat (AS) itu, yakni di 140 derajat 09 menit 31 detik timur dan 03 derajat 04 meit 18 detik selatan dari Kecamatan Lereh. Selain bangkai helikopter yang masih utuh itu, ditemukan lima kerangka manusia yang diduga empat awak helikopter dan satu warga yang tertimpa helikopter tersebut. Selain itu, ditemukan pula dua senjata organik TNI SS-1, satu pistol dan satu buah telepon selular. Bangkai helikopter ditemukan utuh, badan dan rotornya serta baju "overall" yang digunakan para awak pun masih utuh. Namun, tim evakuasi hingga kini masih kesulitan untuk membawa para korban tewas dan bangkai helikopter, karena medan yang sulit dan rimbunnya pepohonan dengan tinggi rata-rata seratus meter. "Karena itu, evakuasi akan diprioritaskan untuk para jenazah korban sedangkan bangkai helikopter menyusul kemudian," kata Basuki menambahkan. Rencananya, tim akan mengevakuasi jenazah dengan menggunakan Helikopter Super Pumma yang akan diterbangkan dari Skuadron 6 ATS Bogor. Kepala Dinas Penerangan Markas Besar (Mabes) TNI AU, Marsekal Pertama TNI Daryatmo, mengatakan bahwa helikopter TwinPac S-58T mulai memperkuat armada TNI AU sejak 1978. "Helikopter S-58T di-'re-engined' dengan mesin turboshaft, semula dengan mesin piston, Pratt Whitney PT6T-3 Twinpac bertenaga dorong 1.800 shp pada 19 Agustus 1970. Semula heli ini ditenagai mesin radial piston Wright R-1820-84B/D Cyclone bertenaga dorong 1.523 tenaga kuda," ujarnya. Kini, tambah dia, rata-rata kesiapan armada S-58T yang bermarkas di Skuadron 6 ATS, Bogor, hanya 40 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007