Jakarta (ANTARA News) - Presiden Ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie mengatakan untuk meningkatkan nilai tambah menjadi negara maju maka Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang handal, penguasaan teknologi dan pendidikan.

"Bicara ilmu pengetahuan, sains pasti ada biayanya. Proses nilai tambah ini yang meningkatkan nilainya," kata Habibie saat menjadi pembicara pada dialog nasional yang digelar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal maka manusianya harus sehat dan harus diasah otak melalui pendidikan.

Dari sumber daya manusia itu sendiri ada nilai tambah pribadi yakni dilihat dari perilaku manusia yang ditentukan oleh dua hal yaitu budaya dan keyakinannya.

Lebih lanjut Habibie mengatakan kita harus konsentrasi pada sumber daya manusia karena pendidikan saja tidak cukup, semua membutuhkan teknologi.

"Kita harus perhatikan sumber daya manusia, dimana muaranya pada ibu bapak, keluarga, karena itu kita perlu membina keluarga-keluarga sejahtera," tambah dia.

Mantan Presiden RI itu juga menyinggung tentang rendahnya anggaran riset yang hanya sekitar 0,2 persen.

Dia menilai bahwa sumber daya manusia Indonesia saat ini sudah cukup baik tapi juga harus diimbangi dengan lapangan pekerjaan di dalam negeri.

"Jangan sampai kita siapkan sumber daya manusia terbarukan, berbudaya tapi akhirnya pergi ke luar negeri. Kita baru unggul kalau bisa bekerja, ada lapangan kerja sesuai dengan bakat dan pendidikan," tambah dia.

Habibie bersama Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara dalam dialog BPPT dengan tema "Meningkatkan Inovasi Iptek untuk Mendorong Industri Dalam Negeri Mewujudkan Ekonomi Pancasila".

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018