Jakarta (ANTARA News) - Labu kuning terang dihiasi polkadot hitam dan wig merah menyala identik dengan seniman Yayoi Kusama yang karyanya untuk pertama kali dipamerkan di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara alias Museum Macan di Jakarta. 

"Ini adalah kali pertama ada pameran seperti ini di Indonesia, juga proyek besar Yayoi Kusama yang perdana di sini," kata Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN di Jakarta, Rabu.

Bertajuk "Life is the Heart of a Rainbow", pameran ini menampilkan 130 karya yang menggambarkan perkembangan seni Yayoi Kusama selama tujuh dekade. 
Pameran Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow di Museum MACAN Jakarta (ANTARA News/ Nanien Yuniar)

Begitu masuk, pengunjung akan disambut dengan labu kuning raksasa yang jadi salah satu ciri khas karya seniman kelahiran 22 Maret 1929 itu.

"Dots Obsession" membuka petualangan pengunjung menikmati karya-karya Yayoi. Instalasi ini menggambarkan obsesi Yayoi terhadap polkadot. 

Bagian dalam dari kubah kuning dengan polkadot hitam dilengkapi ruangan penuh cermin yang merefleksikan miniatur alam semesta polkadot.

Kubah yang lebih kecil memiliki lubang intip yang akan mengantarkan pengunjung ke dunia polkadot yang menakjubkan.
 
Pameran Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow di Museum MACAN Jakarta (ANTARA News/ Nanien Yuniar)

Saat kecil, Yayoi mengidap kondisi psikologis yang membuat penglihatannya dipenuhi bidang polkadot, jaring dan selubung padat.

Instalasi berikutnya adalah sebuah taman berisi bola-bola baja anti karat yang berjejer rapi. Karya bertajuk "Narcissus Garden" ini pertama kali ditampilkan Yayoi Kusama pada 1966 di Venice Biennale ke-33. 
 

Ketika itu dia tidak diundang, namun nekat menampilkan instalasi berisi 1.500 bola metalik. Instalasi itu merupakan bagian dari kritikan Yayoi atas komersialisasi pameran serta sirkulasi seni.

Perjalanan karir Yayoi Kusama tidaklah mulus. Niatnya menjadi seniman ditentang oleh keluarganya, tapi dia tetap menjalani keinginannya dan belajar seni lukis khas Jepang (nihonga) di Kyoto Municipal School of Arts and Crafts.

Sejak kecil, Yayoi Kusama kerap mengalami gangguan halusinasi. Dia melihat aura di seputar objek, atau menganggap tanaman dan binatang sedang berbicara. Seni menjadi solusi untuk mengatasi gangguan yang dialaminya. 

Tidak puas dengan gaya nihonga yang dirasa membatasinya, Yayoi memilih gaya avant garde.
 
Pameran Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow di Museum MACAN Jakarta (ANTARA News/ Nanien Yuniar)

Pada 1957, Yayoi memutuskan untuk melebarkan sayap ke Amerika Serikat. Pada era ini karya Kusama meliputi jaring tak berhingga alias Infinity Nets, sebuah motif yang terinspirasi pengalaman pribadinya. 

Satu karyanya dibuat atas pengalamannya mengamati gelombang Samudera Pasifik dari pesawat dalam perjalanan dari Jepang ke AS.

Yayoi juga bereksperimen dengan patung lunak pada 1962. Karyanya dipamerkan di Green Gallery New York. Pameran yang disebut sebagai Pop Art pertama ini juga diikuti peserta lain seperti Class Oldenburgh, George Segel dan Andy Warhol.

Dia memutuskan pulang kampung pada 1973 lalu menekuni motif-motif yang dulu sudah pernah dibuatnya, seperti polkadot, bunga dan labu.

Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN, mengatakan Yayoi Kusama besar di lingkungan pertanian, menjelaskan objek labu yang sering muncul di karya-karyanya.

"Dia sangat menyukai labu dan motif permukaannya," ujar Aaron di Museum MACAN, Jakarta, Rabu. 

Yayoi tak cuma membuat karya dengan warna mencolok, dia juga menciptakan lukisan-lukisan monokrom dengan gambar khas anak-anak yang ditampilkan dalam seri "Love Forever" pada 2004-2007. Di ruangan ini, pengunjung juga bisa melihat kontap intip berjudul "I Want to Love on a Festival Night" yang membuat kita serasa berada di ruangan dansa.
 
Pameran Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow di Museum MACAN Jakarta (ANTARA News/ Nanien Yuniar)



Suasana monokrom berubah jadi semarak ketika tiba di ruang pameran bertajuk "My Eternal Soul". Ini adlaah salah satu seri lukisan terbaru Yayoi yang dimulai pada 2009 hingga kini dengan jumlah lukisan lebih dari 500 buah. 

Sebagai penutup perjalanan, ada Infinity Mirrored Room yang sudah banyak diunggah di media sosial sebagai salah satu foto wajib bila berkunjung ke pameran Yayoi Kusama. Ruangan gelap penuh cermin ini dihiasi dengan bola-bola yang warnanya selalu berubah-ubah. Ukurannya kecil, namun efek cermin membuat Anda berasa di galaksi luas tak terbatas.
 
Pameran Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow di Museum MACAN Jakarta (ANTARA News/ Nanien Yuniar)


Terakhir, kunjungi Obliteration Room berisi ruangan serba putih dengan perabotan khas rumah warga kelas menengah Indonesia yang bisa "dihancurkan" dengan stiker polkadot berbagai warna. Di sini pengunjung bebas menempelkan stiker yang tersedia di mana saja, membuat ruangan jadi penuh warna.

Pameran ini berlangsung selama 12 Mei hingga 9 September 2018.

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018