Jakarta (ANTARA News) - PT Pelindo II (Persero) terus mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan melakukan modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan, sebagai upaya menekan biaya logistik di Tanah Air. Selain untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan operasional perusahaan, upaya ini juga bentuk komitmen IPC mendukung pengembangan ekspor nasional.

"Terkait optimalisasi penggunaan teknologi informasi, kami telah menerapkan berbagai aplikasi seperti Vessel Traffic System (VTS), Marine Operating System (MOS), Peti Kemas & Non Peti Kemas Terminal Operation System. Seluruh pelabuhan yang dikelola IPC menerapkan aplikasi Auto Tally, Auto Gate serta E-service," kata  Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo II (IPC), Saptono R. Irianto, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Saptono menjelaskan, ada empat langkah strategis lainnya yang diimplementasikan IPC untuk mewujudkan pelabuhan yang efisien. Keempat hal tersebut antara lain peningkatan pelayanan, pembangunan proyek strategis, penerapan sistem informasi layanan tunggal secara elektronik berbasis internet (inaportnet), dan  sistem pelayanan berbasis elektronik seperti e-registration, e-booking, e-tracking & tracing, e-payment, e-billing dan e-care.

Menurutnya, digitalisasi pelabuhan telah meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan.  Pada Tahun 2017, misalnya, keseluruhan arus barang mencapai 57 juta ton lebih, atau melampaui target sebesar 5,56 persen. Arus peti kemas mengalami kenaikan 0,8 persen dari target yang sebesar 5.144.240 box.

"Dari sisi dwelling time, kami berhasil menurunkannya menjadi di bawah 3 hari. Upaya untuk menekan dwelling time ini dilakukan dengan penerapan Integrated Container Freight Station (CFS) di Pelabuhan Tanjung Priok," jelas Saptono di acara Forum Ekspor 500. Forum Ekspor 500 merupakan wadah silaturahmi antarpelaku utama dan pihak-pihak yang berkaitan dengan pengembangan ekspor nasional, yang difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.

Saat ini, lanjut Saptono, IPC juga telah mampu memfasilitasi persinggahan kapal kontainer berkapasitas besar. Sejak tahun 2017, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta melayani kapal container berkapasitas 10 ribu TEUs, yang melayani rute direct call. Kapal kontainer ukuran besar ini berlayar rutin setiap minggu dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Los Angeles & Oakland, Amerika Serikat.

"Penggunaan kapal kontainer berkapasitas besar berdampak terhadap penurunan biaya pengiriman kontainer yang akan ditanggung eksportir maupun importir, sehingga ikut menekan biaya logistik nasional," katanya.


Home Terminal

Sementara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III meluncurkan aplikasi bebasis "online" atau dalam jaringan (daring) bernama "Home Terminal", untuk memberi berbagai kemudahan bagi pemenuhan kebutuhan "Shipping Line" atau perusahaan pelayaran.

"Aplikasi ini sudah kami terapkan sejak sekitar dua bulan yang lalu. Sampai sekarang sudah ada 14 perusahaan pelayaran yang terdaftar di dalam aplikasi tersebut," ujar Chief Executive Officer (CEO) atau Pejabat Eksekutif Tertinggi PT Pelindo III I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Aplikasi Home Terminal dapat diunduh oleh masyarakat umum melalui telepon seluler pintar atau "smartphone".

Dia menjelaskan aplikasi Home Terminal adalah "market place" bagi perusahaan pelayaran. "Perusahaan pelayaran bisa memesan berbagai kebutuhan kapalnya melalui aplikasi ini," katanya.

Menurut dia, perusahaan pelayaran biasanya memenuhi segala kebutuhan kapalnya untuk keperluan berlayar pada saat sedang sandar di pelabuhan dengan memesan kepada agen di daratan.

"Dengan adanya aplikasi Home Terminal, mereka kini bisa memesan segala kebutuhannya secara daring, bahkan ketika sedang dalam pelayaran di laut," ujarnya.

Mantan Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia yang akrab disapa Ari Ashkara itu mencontohkan, saat kapal sedang berlayar, sebelum sampai di pelabuhan, bisa langsung pesan kebutuhannya melalui aplikasi Home Terminal. Sehingga pada saat berlabuh, segala kebutuhan tersebut sudah tersedia.

"Kebanyakan mereka membutuhkan bahan bakar, selain juga air bersih dan makanan. Sebelum ada aplikasi ini, mereka memesan melalui agen saat sudah berlabuh," ucapnya.

Dia menandaskan, keuntungan memesan kebutuhan kapal melalui aplikasi Home Terminal adalah memangkas biaya logistik, selain juga menghemat waktu.

"Kalau memesan melalui agen, tentunya pihak agen mengambil keuntungan dari jasa penyediaan barang yang dibutuhkan kapal. Sehingga memesan melalui aplikasi Home Terminal bisa jauh lebih murah. Selain itu kebutuhannya bisa langsung tersedia begitu kapal sandar di pelabuhan," katanya.

Sementara ini aplikasi Home Terminal hanya dapat melayani kapal-kapal yang akan sandar di seluruh pelabuhan, dermaga dan terminal wilayah kerja PT Pelindo III.

"Tapi kami sudah bagikan `software? aplikasi Home Terminal kepada Pelindo I, II dan IV agar ke depan layanan ini dapat diterapkan di seluruh pelabuhan lainnya se Indonesia," ujar Ari Ashkara.

Pewarta: Slamet/Hanif
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018