Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada aparat segera bertindak tegas mengakhiri "drama` mencekam lebih dari 28 jam di Markas Komandoo Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"`Drama` ini harus diakhiri. Sudah lebih 28 jam para teroris menguasai Mako Brimob. Aparat harus ambil tindakan tegas sesegera mungkin," kata Yaqut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis dini hari.

Menurut Yaqut, langkah negosiasi memang baik, tapi kalau memang sudah bisa diprediksi akan buntu dan dibutuhkan tindakan represif sebaiknya diakukan saja.

"Toh tidak ada jaminan juga korban tidak akan bertambah," kata Yaqut yang juga anggota DPR dari Fraksi PKB itu.

Menurut Yaqut tindakan yang dilakukan para narapidana terorisme (napiter) itu sudah melampaui batas dan melecehkan kewibawaan Polri.

"Ini juga menimbulkan spekulasi negatif yang masif beredar luas di masyarakat. Ini harus dihentikan. Ada kaidah ushul fikih, mudharat yang lebih berat dihilangkan dengan mudharat yang lebih ringan," katanya.

Yaqut menilai kasus penguasaan dan pembangkangan para napiter ini merupakan kasus serius yang tidak bisa ditangani biasa saja. Dampaknya sangat luar biasa.

"Mereka memiliki alat komunikasi. Lihat saja mereka bisa berhubungan dengan dunia luar. Mereka seolah di atas angin atas kasus ini. Kita tidak ingin jadi bahan olok-olok karena kalah mengatasi tekanan para teroris," ujarnya.

Mengutip mantan Presiden AS John F Kennedy, Yaqut mengatakan selalu ada risiko dan biaya, tapi jumlahnya jauh lebih sedikit daripada tidak melakukan apa-apa.

"Saya minta aparat mempertimbangkan betul langkah taktis tersebut," kata Yaqut.

Baca juga: Duka Bhayangkara dan beragam pertanyaan yang disisakan aksi brutal di Mako Brimob

Baca juga: Presiden diminta nobatkan polisi korban kerusuhan Mako Brimob pahlawan antiteror

Baca juga: Mayoritas polisi korban kerusuhan Mako Brimob alami luka di leher

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018