Kupang (ANTARA News) - Kenaikan Isa Almasih merupakan salah satu hari raya umat Kristen untuk memperingati kenaikan Yesus Kristus ke surga, dan dalam tradisi Kristen, perayaan Kenaikan Isa Almasih ini selalu berpindah, karena selalu jatuh pada hari ke-40 setelah Hari Raya Paskah.

Pada Kamis (10/5), umat Kristiani dunia merayakan peristiwa kenaikan tersebut di gereja-gereja, termasuk di wilayah Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Dalam Kisah Para Rasul, kepada murid-murid-Nya, Yesus berpesan "...kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi..". Dan Yesus pun terangkat ke surga, sambil disaksikan oleh murid-muridNya dalam keadaan tercengang.

Injil juga mencatat bahwa setelah itu, rasul-rasul Yesus kembali ke Yerusalem dari bukit Zaitun. Setelah menunggu 10 hari di Yerusalem, para murid mengalami pencurahan Roh Kudus pada hari raya Pentakosta.

Kisah Kenaikan ini, sering menjadi subjek seni Kristen sejak abad ke-9, dimana adegan Kenaikan tersebut digambarkan menjadi dua bagian pada kubah-kubah gereja, yakni bagian atas untuk pemandangan surgawi dan bagian bawah untuk pemandangan duniawi.

Gerakan pemberkatan oleh Kristus dengan tangan kanan ini ditujukan kepada kelompok di dunia di bawah-Nya dan memberi makna bahwa Ia sedang memberkati seluruh gereja.

Di tangan kiri-Nya, Ia membawa sebuah kitab Injil atau gulungan, yang memberi makna tentang pengajaran dan pemberitaan Injil ke seluruh dunia.

Dengan kenaikan Kristus ke surga, orang-orang Kristen percaya akan mendapat jaminan menjadi warga kerajaan surga, sehingga pikiran dan perasaan orang hanya tertuju ke surga sebagai tempat persinggahan yang terakhir.

Kenaikan Yesus ke surga meneguhkan keyakinan orang Kristen bahwa Tuhan Yesus hidup, sehingga tidak perlu gelisah dan tawar hati dalam menghadapi segala pergumulan hidup sebagai orang yang beriman di bumi ini.

Kegelisahan hati yang membuat muka muram, iri hati, dendam, anakis, cemberut dan marah-marah, suatu tanda hati yang kosong, tiada damai sejahtera, dan tiada suka cita.

Tetapi, kenaikan Yesus ke surga meniadakan kegelisahan hati orang Kristen, melenyapkan kemarahan, kedengkian dan kejahatan, sehingga orang percaya diliputi dengan sukacita yang tidak terkatakan, walaupun masih hidup di tengah-tengah dunia yang penuh dengan penderitaan.

Makna Kenaikan Yesus ke surga mengajarkan kepada masyarakat untuk tidak hidup dalam kenikmatan duniawi saja, tetapi lebih memperhatikan kehidupan spiritual mereka.

Laurens Darmani, salah seorang penulis Kristen mengatakan kenaikan Yesus ke surga secara umum mengingatkan semua umat beragama di dunia ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, karena kenaikan tersebut memberi bukti konkrit kehidupan setelah kematian.

Semua agama di dunia ini pun menyadari bahwa bumi tempat tinggal ini hanyalah sementara, karena suatu saat nanti semua manusia juga akan meninggalkan dunia ini dan menghadap tahta pengadilan agung di alam baka nanti dimana setiap perbuatan manusia di dunia akan diperhitungkan.


Pemimpin yang Melayani

Dalam komunitas tradisional di Afrika, misalnya, pergantian kepemimpinan merupakan keputusan yang serius setelah seorang raja mangkat, dan pemilihan penerusnya dilakukan dengan sangat hati-hati, karena harus berasal dari keluarga kerajaan, penerus tersebut harus kuat, berani, dan bijaksana.

Putra Salomo, Rehabeam, akhirnya menjadi penerus takhta Salomo. Ternyata Rehabeam menunjukkan bahwa ia tidak cukup bijak sebagai raja dan akhirnya membuktikan kekhawatiran ayahnya.

Ketika rakyat meminta kondisi kerja yang lebih manusiawi, itulah kesempatan bagi Rehabeam untuk menunjukkan kepemimpinan yang melayani. Lalu, bagaimana mencari pemimpin yang melayani bagi rakyat Nusa Tenggara Timur?

Agung Sasongko dalam bukunya "Pemimpin yang Melayani" menegaskan pemimpin memegang peran yang strategis dan menentukan dalam menjalankan roda organisasi, menentukan kinerja suatu lembaga dan bahkan menentukan mati hidup atau pasang surutnya kehidupan suatu bangsa atau daerah.

Para pemimpin di daerah diberi wewenang untuk mengelola sumber daya lokal yang dimiliki untuk membuat masyarakatnya menjadi lebih sejahtera. Namun, ada kecenderungan menurunnya kepercayaan masyarakat kepada para pemimpin.

Ada orang-orang tertentu yang dilahirkan dengan bakat sebagai pemimpin (leaders are born), namun sebagian besar pemimpin diciptakan (leaders are made) melalui suatu proses, tumbuh dan berkembang dari bawah, ditempa oleh berbagai pengalaman, ketekunan dan kerja keras serta tidak berhenti belajar sepanjang hidupnya.

Dan, kepemimpinan yang melayani merupakan suatu model kepemimpinan yang sangat dibutuhkan rakyat Nusa Tenggara Timur di tengah kampanye para kandidat Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023 yang akan bertarung pada 27 Juni 2018.

Menurut Agung Sasongko, para pemimpin-pelayan mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya. Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan beroperasi dengan standar moral spiritual.

Kepemimpinan yang melayani memiliki kelebihan karena hubungan antara pemimpin (leader) dengan pengikut (followers) berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual.

Pemimpin-pelayan mempunyai tanggung jawab untuk melayani kepentingan pengikut agar mereka menjadi lebih sejahtera, sebaliknya para pengikut memiliki komitmen penuh dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dan keberhasilan pemimpin.

Kepemimpinan yang melayani dapat diterapkan pada semua bidang profesi, organisasi, lembaga, perusahaan (bisnis) dan pemerintahan karena kepelayanan bersifat universal.

Dari empat pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023 yang telah mempresentasikan visi dan misinya lewat debat terbuka televisi, rakyat NTT bisa menentukan pilihannya, pasangan calon mana yang pantas untuk memimpin NTT lima tahun ke depan dalam mewujudkan mimpi rakyat menuju gerbang kesejahteraan.

Pewarta: Laurensius Molan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018