Jakarta (ANTARA News) - Finney, ponsel yang dibuat oleh Sirin Labs, akan menjadi ponsel pertama yang memanfaatkan teknologi blockchain yang semula dikembangkan untuk mata uang kripto, Bitcoin.

“Tim kami bekerja keras untuk memastikan ponsel blockchain pertama ini mumpuni di segala aspek teknis. Kami berkolaborasi dengan Foxconn International Holdings untuk memastikan rancangan berkelas dan arsitektur yang dapat menjalankan keamanan yang baik dan pengalaman blockchain yang mudah digunakan,” kata Co-CEO Sirin Labs, Zvika Landau.

Finney terlihat seperti ponsel pada umumnya, dengan layar 6 inci, rasio aspek 18:9 dan resolusi 1080 x 2160 FHD. Dilansir dari laman Phone Arena, ponsel ini akan ditenagai Snapdragon 845, CPU octa-core serta GPU Adreno 630.

Mesin tersebut akan didukung RAM 6GB dan kapasitas internal 128GB. Di belakang, akan ada kamera 12MP dan untuk swafoto 8MP. Finney sudah mendukung untuk pemindai sidik jari yang disebut “ultra-aman” dan NFC.

Kemampuang ponsel ini didukung baterai 3.000mAH yang dapat mengisi daya 50 persen dalam 30 menit, serta sistem operasi Android 8.1 Oreo. Finney memiliki sertifikasi IP52, ada sedikit perlindungan dari air yang jatuh secara vertikal, misalnya hujan.

Bagian belakang ponsel ini juga dilindungi Gorilla Glass.

Masuk ke spesifikasi unik, Finney akan dipasangi teknologi blockchain untuk dapat memiliki dompet mata uang kripto yang tidak tersambung ke internet sehingga peretas tidak bisa mengakses uang yang disimpan di sana.

Finney rencananya akan diluncurkan tahun ini, sekarang Sirin Labs membuka pra-pemesanan di situs mereka, seharga 999 dolar. Sirin Labs juga menyediakan pembayaran dengan mata uang kripto buatan mereka, Token (SRN), seharga 50 Token (per koin bernilai 25,03 dolar AS) hanya untuk pemesanan.

Harga ponsel dalam mata uang kripto akan bergantung pada nilai koin saat perangkat dirilis.

Baca juga: Rudiantara: Aplikasi perpajakan gunakan "blockchain" lebih transparan (video)

Baca juga: BI kaji "blockchain" untuk keamanan sistem pembayaran

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018