Ternate (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku Utara (Malut) meminta para nelayan di daerah ini tidak menjual ikan hasil tangkapannya di tengah laut, terutama kepada kapal penampung ikan dari provinsi lain.

"Bagi nelayan jika menjual ikan hasil tangkapannya di tengah laut tentu tidak menjadi masalah, tetapi bagi daerah merupakan suatu kerugian,"kata Kepala DKP Malut, M Buyung Rajilun di Ternate, Jumat.

Para nelayan di Malut disinyalir ada yang menjual ikan hasil tangkapannya di tengah laut kepada kapal penampung ikan dari provinsi lain, seperti dari Sulawesi Utara, karena dianggap lebih efisien jika dibandingkan menjualnya di darat.

Menurut dia, kerugian yang diderita daerah jika nelayan menjual ikan hasil tangkapannya di tengah laut, di antaranya kehilangan penerimaan retribusi ikan dan menutup peluang tumbuhnya aktivitas usaha di darat, misalnya transaksi jual beli ikan di pasar.

Selain itu, daerah kesulitan untuk mengetahui data stastitik produksi ikan di Malut setiap tahunnya, karena kapal penampung ikan yang membeli ikan hasil tangkapan nelayan di tengah laut langsung membawanya ke provinsi lain tanpa melaporkannya ke instansi terkait di Malut.

Ia mengatakan, kalau nelayan menjual ikan hasil tangkapannya di tengah laut dapat pula mengakibatkan terjadinya kelangkaan stok ikan di pasaran lokal, yang pada gilirannya akan merugikan konsumen karena harga ikan menjadi sangat mahal.

Di Kota Ternate misalnya ikan cakalang dan ikan tuna ukuran besar, yang banyak dibutuhkan pengusaha restoran dan rumah makan sering mengalami kelangkaan akibat kurang pasokan dari nelayan, sehingga harganya bisa melonjak dari Rp300.000 per ekor menjadi Rp600.000 per ekor.

Buyung Rajilun menambahkan, kalau nelayan menjual ikan hasil tangkapannya di darat sebenarnya tetap akan meraih keuntungan, karena para pengusaha penampung ikan di darat, baik untuk kebutuhan pasar lokal maupun untuk di antar-pulau, siap membeli dengan harga cukup tinggi.

DKP Malut terus membenahi berbagai infrastruktur yang dibutuhkan nelayan, seperti Pengkalan Pendaratan Ikan (PPI), pabrik es balok dan bantuan kapal ikan, yang ke semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan nelayan setempat dalam memanfaatkan potensi perikanan yang melimpah.

Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018