Lebih dari 25 tahun tinggal di Surabaya, baru kali ini terjadi aksi teror bom di Surabaya. Semoga aparat bisa mengusut tuntas dan Surabaya kembali aman dan damai
Surabaya (ANTARA News) - Ketenangan Kota Surabaya, Minggu, terkoyak oleh ledakan bom di sejumlah titik yang menelan korban luka maupun korban meninggal dunia.

Cuaca Kota Surabaya begitu cerah. Langit biru tak berawan. Sinar matahari pagi pun begitu menghangatkan "Kota Pahlawan" yang sedang memulai lembaran hari.

Namun, ketenangan, kenyamanan dan kecerahan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur itu tiba-tiba diruntuhkan oleh suara ledakan-ledakan bom di sejumlah titik.

"Lebih dari 25 tahun tinggal di Surabaya, baru kali ini terjadi aksi teror bom di Surabaya. Semoga aparat bisa mengusut tuntas dan Surabaya kembali aman dan damai," kata Edy Patwito Utomo, serang warga Sawahan.

Ledakan yang diduga kuat bom setidaknya menghanguskan tiga titik dan mengakibatkan korban luka dan meninggal dunia. Tiga lokasi yang terdengar ledakan itu adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI di Jalan Diponegoro dan GPPS Sawahan di Jalan Arjuna.

Korban tidak hanya jemaat yang saat itu sedang melaksanakan ibadah di gereja, tapi ada pula polisi. Korban luka dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat.

Aparat kepolisian saat ini terus melakukan penyelidikan dan penyidikan serta olah tempat kejadian guna mengetahui lebih jauh dari peristiwa tersebut.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan berdasarkan identifikasi jumlah korban meninggal akibat serangan bom di gereja di Surabaya, sebanyak delapan orang.

"Update sementara ada delapan meninggal dunia dan 38 orang luka saat ini ada di rumah sakit termasuk polisi," kata Barung.

Barung menjelaskan dari delapan orang itu, empat orang tewas di gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, dua orang di GKI jalan Diponegoro dan di GPPS jalan Arjuno ada dua orang.

Baca juga: Polda Jatim: delapan tewas, 38 terluka akibat bom gereja Surabaya
 
Petugas mengevakuasi korban di lokasi ledakan di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Menurut keterangan pihak kepolisian setempat terjadi ledakan di tiga lokasi gereja di Surabaya. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)


Banyak pihak mengutuk keras peristiwa pengeboman tersebut apa pun alasannya.

Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Surabaya mengecam tindakan pengeboman yang diduga dilakukan teroris di tiga gereja di Kota Surabaya, Minggu pagi.

"Kami Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku pengeboman," kata Ketua PD Muhammadiyah Surabaya Mahsun Jayadi di Surabaya, Minggu.

"Kami meminta seluruh warga Surabaya untuk waspada dengan menjaga kota ini," lanjutnya.

Atas peristiwa ini, PD Muhammadiyah Surabaya menyiapkan anggota Kokam untuk membantu penanganan korban. Bantuan tersebut sesuai dengan visi Muhammadiyah yang dengan teguh memperjuangkan puncak kebaikan bagi ummat, bangsa, dan kemanusian.

"Kami sangat menentang peristiwa peledakan bom yang terjadi pagi ini di gereja Surabaya, apa pun motif dan alasannya, siapa pun pelakunya," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya yang mendukung aparat keamanan untuk mengusut tuntas peristiwa pengeboman di tiga gereja di Kota Pahlawan.

"Kami mendukung aparat keamanan untuk mengusut tuntas peristiwa ini, menangkap pelaku dan jaringannya serta memprosesnya dengan hukuman seberat-beratnya," kata Ketua PCNU Surabaya Achmad Muhibin Zuhri.

PCNU Surabaya berduka mendalam atas jatuhnya korban warga Kota Surabaya oleh aksi teror di tiga gereja, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna.

"Kami mengecam keras aksi tersebut, dari kelompok atau pihak manapun pelakunya. Karena ini adalah kebiadan dan jelas anti kemanusiaan," katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta semua warga Kota Pahlawan untuk tetap waspada atas kejadian ini. Selain itu, tetap mempererat persatuan di antara semua elemen bangsa untuk melawan teroris.

Baca juga: Saksi: mobil pelaku bom Surabaya masuk halaman gereja
 
LEDAKAN GEREJA SURABAYA Polisi bersiaga di sekitar lokasi ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Menurut Kabidhumas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera terjadi ledakan di tiga lokasi gereja pada waktu yang hampir bersamaan di Surabaya. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/kye/18 (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)


Festival Batal

Terkait dengan peristiwa pengeboman, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membatalkan kegiatan tahunan Festival Rujak Uleg 2018 yang semestinya digelar di Kya Kya Jalan Kembang Jepung pada Minggu ini.

"Ini instruksi dari wali kota agar acara itu dibatalkan," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser mengutip pernyataan Risma yang kini dalam perjalanan pulang usai menghadiri acara kedinasasn di Arab Suadi.

Pembatalan acara tersebut karena prihatin atas kejadian pengeboman yang terjadi di tiga geraja yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna.

Baca juga: Pelaku bom Surabaya diduga seorang ibu bawa dua balita

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya langsung menyampaikan kepada semua peserta Festival Rujak Uleg 2018 baik di tingkat organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, kelurahan hingga warga.

"Kami punya data pesertanya sehingga langsung kami informasikan," ujarnya.

Rencananya sekitar 1.500 dari 275 grup akan meramaikan Festival Rujak Uleg Surabaya 2018. Peserta terdiri dari kelurahan/kecamatan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, peserta umum, peserta dari hotel, serta tamu kehormatan dari dalam dan luar negeri.

Baca juga: Pengamat : seluruh rakyat harus bersatu lawan terorisme

Pewarta: Slamet Hadi Purnomo
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018